Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 90 persen lahan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten di Alun-Alun Utara Yogyakarta sudah terisi oleh penyewa.

"Pendaftaran dibuka pekan lalu selama dua hari, dan sudah sekitar 90 persen lahan yang tersewa," kata Wakil Ketua Panitia Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2017 Sri Harnani di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, setiap penyewa langsung diminta untuk memenuhi kewajibannya membayar sewa lahan minimal untuk 10 hari pertama penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten, namun sudah ada beberapa penyewa yang langsung membayar sewa secara penuh.

Total potensi pendapatan dari sewa lahan untuk penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten pada tahun ini sama seperti tahun lalu yaitu sekitar Rp1 miliar karena tarif sewa yang ditetapkan sama seperti tahun lalu, begitu pula dengan pembagian zonanya.

"Kami membagi zona untuk sewa lahan menjadi tiga dengan nilai sewa yang berbeda-beda," katanya.

Pada tahun ini, penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten akan digelar selama 21 hari yaitu dua pekan sebelum Sekaten dan satu pekan selama Sekaten, atau pada 10 November hingga 20 November.

"Kami juga sudah meminta kepada penyewa untuk tidak membuat tiang pancang di area Pasar Malam Perayaan Sekaten untuk menjaga kondis Alun-Alun Utara agar tetap baik," katanya.

Sama seperti penyelenggaraan tahun lalu, panitia penyelenggara Pasar Malam Perayaan Sekaten juga akan memberikan tempat khusus untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah di area Sekaten.

"Kami siapkan 14 anjungan khusus untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang mewakili tiap kecamatan di Kota Yogyakarta. Kami akan kerja sama dengan Forum Komunikasi UMKM di tiap kecamatan untuk pengisi anjungan," katanya.

Sri Harnani menambahkan, Panitia Pasar Malam Perayaan Sekaten juga menyiapkan tempat khusus bagi pemerintah kabupaten di DIY atau instansi lain di DIY yang ingin membuka anjungan selama Pasar Malam Perayaan Sekaten.

Tema Pasar Malam Perayaan Sekaten tahun ini juga tidak berbeda jauh dibanding tahun lalu yaitu "Harmoni Ekonomi Budaya dan Religi untuk Yogyakarta Istimewa".

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017