Pontianak (ANTARA News) - Belanda akan membeli 350 ribu sertifikat bebas emisi (Certified Emissions Reductions/CER) dari pembakaran gas metan Pontianak untuk memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca sesuai kesepakatan dalam Protokol Kyoto. Hal itu disampaikan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Nikolaus van Dam disela penandatanganan kontrak penjualan penurunan emisi tersertifikasi antara PT Gikoko Kogyo dan International Bank for Reconstruction & Development di Pontianak, Kamis. Ia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menyadari perlunya pengendalian perubahan iklim dan peranan pasar karbon guna menarik sumber pendanaan tambahan untuk membiayai energi terbaharu. Sementara untuk merangsang perkembangan pasar karbon, Belanda telah mengawali kerja sama jangka panjang di bidang Clean Development Mechanism (CDM) dengan negara-negara yang memiliki potensi besar untuk proyek-proyek CDM. Perjanjian kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dan Kementerian Pemukiman, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Belanda telah ditandatangani 22 Februari 2005. Implementasi proyek pembakaran metan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang, Pontianak, akan menghasilkan pengurangan sekitar 1,5 juta ton ekuivalen Karbon Dioksida (CO2) selama masa berlangsungnya proyek tersebut. "Ini akan ikut menjadi bagian dalam pengurangan emisi gas rumah kaca seperti yang ditargetkan oleh Konvensi Perubahan Iklim PBB," katanya. Selain memberi keuntungan global, proyek tersebut diharapkan memberi kegunaan untuk TPA dan pengelolaan limbah-limbah padat di kota-kota. Ia menambahkan, investasi sektor swasta dalam pengelolaan limbah padat menunjukkan adanya peluang komersial selain perbaikan di bidang lingkungan hidup dan sosial. Walikota Pontianak Buchary Abdurrahman mengatakan, Pemkot Pontianak menggandeng PT Gikoko Kogyo dalam upaya pengumpulan dan pengurangan emisi gas di TPA Batu Layang. Saat ini, lanjutnya, di TPA Batu Layang telah dibangun instalasi pengumpulan gas dilengkapi sarana pendukung pembakaran dan monitor.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007