Baghdad/Erbil (ANTARA News) - Sedikitnya empat orang tewas di Irak dan beberapa lainnya di sepanjang perbatasan Iran pada Minggu, ketika gempa kuat mengguncang kawasan itu.

Badan survei geologis Amerika Serikat (US Geological Survey/USGS) menyatakan gempa terukur bermagnitudo 7,3, sementara badan meteorologi Irak menyatakan magnitudo gempa itu 6,5 dengan pusat gempa di Penjwin, Provinsi Sulaimaniyah, di daerah Kurdistan dekat dengan perbatasan utama dengan Iran.

Pejabat kesehatan Kurdi mengatakan setidaknya empat orang tewas, dan 50 orang yang terluka.

Menurut siaran TV pemerintah, di sepanjang perbatasan Iran beberapa orang tewas dan banyak lainnya luka-luka ketika setidaknya delapan desa perbatasan rusak. Listrik diputus dan tim penyelamat dikirim ke daerah tersebut.

Di Irak, kerusakan paling luas terjadi di kota Darbandikhan, 75 km timur kota Sulaimaniyah di daerah semi-otonom Kurdistan. Lebih dari 30 orang terluka di kota itu menurut Menteri Kesehatan Kurdi Rekawt Hama Rasheed.

"Situasinya sangat kritis," kata Rasheed kepada Reuters.


Rumah sakit utama di distrik itu rusak parah dan tidak punya kekuatan, kata Rasheed, sehingga orang-orang yang terluka dibawa ke Sulaimaniyah untuk perawatan. Ada kerusakan struktural luas pada bangunan dan rumah.

Terdapat laporan beberapa korban luka-luka di kota, kampung dan desa-desa dekat perbatasan Iran, termasuk Halabja, Khanaqin dan Panjwin. Warga menjauhkan diri dari rumah mereka dan tidur di jalanan beberapa jam setelah gempa terjadi.

Di Halabja, pejabat setempat mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal karena sengatan listrik saat kabel listrik jatuh karena gempa.

Menteri dalam negeri Irak memerintahkan petugas pertahanan dan pemadam kebakaran untuk siaga penuh setelah gempa tersebut.

Di Iran, gempa itu dirasakan di ibu kota Teheran. Media memberikan angka korban yang kontradiktif. Kantor berita semi-resmi Fars dan kantor berita negara IRNA mengatakan setidaknya enam orang meninggal dunia dan banyak lainnya terluka di kota perbatasan Qasr-e Shirin.


Tapi gubernur Qasr-e Shirin, Faramarz Akbari, mengatakan bahwa hanya dua orang yang meninggal dunia di kota tersebut dan 25 lainnya terluka.

"Gempa dirasakan di beberapa provinsi Iran yang berbatasan dengan Irak. Delapan desa rusak. Listrik terputus di beberapa desa dan tim penyelamat dikirim ke daerah tersebut," stasiun TV setempat melaporkan.

Kantor berita resmi Tasnim mengutip seorang pejabat layanan darurat yang mengatakan bahwa ada kekhawatiran jumlah korban di desa-desa dan kota-kota kecil bisa tinggi.

Orang-orang tinggal di jalanan di kota-kota di provinsi Kermanshah barat karena ancaman gempa susulan, kata seorang pejabat kepada TV setempat.




"Menari di udara"




Banyak warga di ibu kota Irak Baghdad bergegas keluar dari rumah dan gedung-gedung tinggi dengan panik.

"Saya sedang duduk bersama anak-anak saya makan malam dan tiba-tiba bangunan bergoyang di udara," kata Majida Ameer, yang lari keluar bangunan di ibu kota Salihiya bersama ketiga anaknya. 

"Awalnya saya mengira itu bom besar. Tapi kemudian saya mendengar semua orang di sekitar saya berteriak 'Gempa!’,” tukasnya.

Adegan serupa terjadi di Erbil, ibu kota Wilayah Kurdistan, dan di kota-kota lain di Irak utara, yang dekat dengan pusat gempa.

Pusat meteorologi Irak menyarankan orang untuk menjauh dari bangunan dan tidak menggunakan lift, jika terjadi gempa susulan.

Warga kota Diyarbakir di Turki tenggara juga melaporkan mengalami getaran yang kuat, namun tidak ada laporan kerusakan atau korban di kota tersebut.

Ketua relawan Bulan Sabit Merah Turki Kerem Kinik mengatakan kepada penyiar NTV bahwa tim Bulan Sabit Merah di Erbil sedang bersiap untuk pergi ke lokasi gempa, dan badan pengelola bencana nasional Turki AFAD dan Tim Rescue Nasional (UMKE) juga bersiap untuk pergi ke Irak. Ketua AFAD itu juga mengatakan bahwa organisasi tersebut sedang menunggu jawaban atas tawaran bantuannya.

Dalam sebuah cuitan di Twitter, Kinik mengatakan bahwa relawan Bulan Sabit Merah Turki mengumpulkan 3.000 tenda dan pemanas, 10.000 tempat tidur dan selimut dan memindahkannya ke arah perbatasan Irak.

"Kami berkoordinasi dengan kelompok Bulan Sabit Merah Iran dan Irak. Kami juga bersiap untuk melakukan pengiriman dari depot Erbil Irak utara,” katanya.


Media Israel mengatakan bahwa gempa tersebut juga dirasakan di banyak wilayah di Israel.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017