Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan para apoteker harus mengontrol pemberian antibiotik kepada masyarakat guna mencegah resistensi antibiotik.

"Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang berwenang dalam pemberian obat perlu mengontrol dengan baik penyerahan antibiotik di apotek maupun klinik dan rumah sakit. Masyarakat juga agar tidak menggunakan antibiotik tanpa diagnosa dokter terlebih dahulu,?" kata Linda dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Dia meminta apoteker untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dari penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan dan masyarakat.

Linda menerangkan penggunaan antibiotik tidak terkontrol akan mengakibatkan resistensi antibiotik yang secara klinis membahayakan tubuh manusia.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Persoalannya, sampai saat ini masih ada penggunaan yang keliru terhadap antibiotik.

?Penggunaan antibiotik harus berdasarkan resep dokter. Resistensi antibiotik terjadi karena tidak patuh aturan pakai dan tanpa resep dokter,? kata Linda.

Bakteri yang mengalami kekebalan atau resisten ialah kondisi bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Sehingga, antibiotik yang awalnya efektif untuk pengobatan infeksi menjadi tidak efektif lagi.

Kekebalan atau resistensi terhadap antibiotik menyebabkan biaya pengobatan lebih tinggi dan meningkatkan angka kematian.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017