Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Jumat sore melemah 14 poin menjadi Rp9.048/9.050 per dolar AS dibanding penutupan sehari sebelumnya senilai Rp9.034/9.070, karena aksi lepas rupiah berlanjut. "Rupiah tertekan aksi lepas pelaku lokal yang membutuhkan dolar AS, namun tekanan itu agak berkurang dibanding sebelumnya," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pergerakan rupiah masih negatif meski sudah berkurang, karena "hot money" asing lebih cenderung ditempatkan di pasar saham dan obligasi. Investor asing melihat potensi pasar uang sudah berkurang, mereka lebih suka bermain di pasar saham maupun obligasi yang memberikan gain lebih tinggi, katanya. Meski terpuruk, menurut dia rupiah dinilai masih stabil, karena masih berada dalam kisaran ketat antara Rp9.000 hingga Rp9.100 per dolar AS. Posisi rupiah dalam kisaran terebut dinilai cukup baik terutama untuk dunia usaha seperti eksportir maupun importir, ucapnya. Menurut dia, berkurangnya tekanan terhadap rupiah itu didukung oleh masuknya Bank Indonesia di pasar sehingga mata uang lokal itu tidak terpuruk dalam kisaran yang melebar. Rupiah memang masih mempunyai ruang untuk menguat, apabila bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya untuk menahan inflasi yang cenderung turun, namun kapan The Fed menurunkan bunga AS masih belum diketahui. Namun, rencana penurunan suku bunga AS diperkirakan akan tertunda, karena obligasi AS banyak diminati investor asing sehingga mengalami kenaikan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi global cenderung melemah, tuturnya. Rupiah, menurut dia, seharusnya menguat terhadap dolar AS yang didukung oleh membaiknya pasar saham regional yang juga mengimbas pasar saham domestik, namun faktor positif itu tidak mampu menggerakkan pasar uang khususnya rupiah. Pelaku terlihat sedang memperhatikan data indeks harga konsumen AS yang cenderung menunjukkan kenaikan 0,2 persen, ucapnya. Sementara itu yen tetap mendapat tekanan pasar, terhadap dolar AS menjadi 123 yen, terhadap euro menjadi 163,70 dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3310 dari sebelumnya 1,3264. Para pedagang juga menunggu bank sentral Jepang (BoJ) yang diperkirakan akan menaikkan suku bunganya mennjadi 0,75 persen dari sebelumnya 0,50 pada awal Agustus nanti. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007