Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berharap inflasi pada akhir tahun ini bisa mencapai enam persen sehingga suku bunga dapat kembali diturunkan dari saat ini 8,5 persen, hingga makin mendorong laju pertumbuhan sektor riil. "Saya berharap inflasi bisa stabil di angka enam persen, sehingga BI rate dapat kembali diturunkan menjadi delapan persen, dari saat ini 8,5 prsen," kata Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, usai Shalat Jumat, di Jakarta. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (7/7) memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI ( BI Rate) senilai 25 basis points (bps) menjadi 8,50 persen. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan prospek pencapaian sasaran inflasi masing-masing sebesar 6,1 persen dan 5,1 persen untuk 2007 dan 2008, serta asesmen mendalam atas perkembangan ekonomi dan keuangan terkini. Saat ini, indikator perbankan terus menunjukkan perbaikan dan terus menyumbang pada perbaikan di sektor riil. Namun, pertumbuhan kredit sampai April 2007 masih cenderung lebih terfokus pada pembiayaan sektor swasta ketimbang sektor yang terkait dengan Pemerintah, seperti proyek infrastruktur. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 16,5 persen (yoy) dengan LDR mencapai 65,8 persen yang merupakan level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Secara besaran, kredit tumbuh Rp 12,4 triliun (m-t-m) di bulan April 2007. Total asset perbankan tumbuh 16,8 persen (yoy) dengan nilai Rp246,2 triliun (16,8 persen). DPK meningkat Rp 176,6 triliun (yoy) menjadi Rp 1.299,8 triliun. Rasio NPL di bulan April 2007 relatif sama dengan bulan sebelumnya. NII perbankan sedikit meningkat dari Rp 7,7 triliun menjadi 7,8 triliun terutama karena kenaikan jumlah kredit yang lebih tinggi dari DPK dan aset. Dari sisi permodalan, rasio CAR naik tipis dari 20,7 persen pada Maret 2007 menjadi 21,2 persen di bulan April 2007, terutama karena kenaikan modal yang lebih tinggi dari jumlah ATMR. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007