Manila (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya sembilan orang tewas dan beberapa lain cedera ketika sebuah bom meledak di dalam bis yang dipadati pekerja di Filipina selatan, Jumat, kata seorang kepala kepolisian setempat. Sherwin Butil, kepala polisi di kota Bansalan di Pulau Mindanao, Filipina selatan, mengatakan, bom itu meledak ketika bis tersebut meninggalkan sebuah terminal sekitar pukul 18.00 waktu setempat (pukul 17.00 WIB). "Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu," kata Butil kepada wartawan. "Kami masih menyelidiki apakah militan muslim atau kelompok penjahat yang melakukan pemerasan mendalangi pemboman tersebut." Butil mengatakan, bom itu disimpan di dalam sebuah tas punggung dan disimpan di bawah kursi beberapa baris di belakang supir, yang termasuk diantara korban yang cedera. "Penyelidik kami masih mengumpulkan serpihan-serpihan bahan peledak itu, namun sejumlah penumpang mengatakan kepada kami bahwa mereka melihat dua orang yang tergesa-gesa turun dari bis itu dengan memegang sebuah alat yang tampaknya alat pengendali jarak jauh atau telefon genggam," tambah Butil. Tiga-puluh menit sebelumnya, sebuah bom meledak di bis lain di sebuah terminal di Kota Cotabato. Tidak ada korban dalam ledakan itu karena semua penumpang telah meninggalkan bis tesebut sebelum bom itu meledak. Bis itu hancur, kata polisi, yang menambahkan bahwa seorang pejabat perusahaan bis menunjukkan kepada mereka sepucuk surat dari Barumbado yang menuntut uang dua juta peso (43.000 dolar) sebagai uang perlindungan. Polisi mengatakan, tiga orang tewas dan 35 lain cedera ketika sebuah bom meledak di terminal bis yang sama di Kota Cotabato pada 18 Mei. Serangan itu dituduhkan pada sebuah kelompok kriminal. Pada 8 Juni, sedikitnya 10 orang cedera ketika dua ledakan mengguncang sebuah bis milik perusahaan angkutan yang sama di Matalam, juga di pulau Mondanao. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007