Jakarta (ANTARA News) - Penguasaan inovasi menjadi faktor penentu utama kemajuan sebuah negara. Untuk melahirkan banyaknya inovasi tersebut maka pendidikan vokasi menjadi hal yang diperlukan bagi Indonesia dalam jangka pendek, kata Bambang Satrio Lelono, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktifitas Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker).




"Sumber daya ekonomi terkini bukan lagi kekayaan alam, letak geografis, jumlah penduduk atau tenaga kerja murah, melainkan pengetahuan," katanya dalam seminar nasional Membangun Kapabilitas SDM Indonesia di Universitas Darma Persada Jakarta.



Bambang menjelaskan saat ini Indonesia masih dihantui oleh jumlah pengangguran terbuka yang terus meningkat dalam setiap periode. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2017 tercatat tingkat pengangguran terbuka sudah mencapai 7,04 juta atau meningkat hingga 10 ribu dibanding periode sama pada tahun lalu.



"Jumlah pengangguran terbuka ini juga meningkat jika dibandingkan dengan periode Februari 2017 yang mendata ada sebanyak 7,01 juta," katanya.



Dari data tingkat pengangguran terbuka tersebut, Bambang mengaku ironi. Berdasarkan data BPS, Bambang mengungkap, jumlah terbesar berdasarkan tingkat pendidikan itu ternyata berasal dari sekolah menengah kejuruan SMK) sebesar 11,41 persen dan sekolah menengah atas (SMA) sebesar 8,29 persen.



"Di sinilah pentingnya pendidikan vokasi supaya bisa menyiapkan tenaga-tenaga yang lebih terampil," ujarnya.



Sementara itu, Rektor Unsada Dr Dadang Solihin dalam keterangannya, menyatakan pendidikan vokasi merupakan hal penting yang harusnya diperbanyak di institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Di saat kualitas pendidikan tenaga kerja Indonesia yang masih rendah maka program pendidikan vokasi ini bisa memberikan solusi.



"Tenaga-tenaga terampil ini diperlukan untuk merespons persaingan tenaga kerja yang semakin kompetitif dan global," katanya.



Berkaitan dengan hal tersebut, Dadang mengatakan pihaknya telah meresmikan tempat uji kompetensi untuk lebih mempersiapkan para tenaga kerja Indonesia yang terampil.



"Harapan kami dengan adanya tempat uji kompetensi di lembaga pendidikan tinggi ini akan bisa lebih memperbaiki kualitas pendidikan tenaga kerja di Indonesia yang saat ini masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar," paparnya.

Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017