Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Wisata Federasi Rusia Vladimir Strzhalkovsky, yang saat ini melakukan kunjungan ke Indonesia, mengatakan tidak diragukan lagi bahwa Rusia tertarik pada kerjasama yang lebih luas dalam bidang ekonomi dengan Indonesia. "Hubungan Rusia-Indonesia semakin berkembang, dan pertemuan-pertemuan menjadi semakin intensif," jelasnya. Ia merujuk kepada lawatan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke Rusia pada akhir 2006 lalu, yang menghasilkan sejumlah perjanjian bilateral kedua negara. Strzhalkovsky tiba di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat, untuk memimpin delegasi Rusia dalam pertemuan Komisi Bersama Kerjasama Teknik, Ekonomi dan Perdagangan Indonesia-Rusia. Saat ini, kedua Negara sedang mempersiapkan kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia pada awal September 2007, katanya. Pernyataan senada diungkapkan Eddi Hariyadhi, Direktur Jenderal Hubungan Luar Negeri Wilayah Amerika dan Eropa di Deplu RI, yang juga memimpin delegasi Indonesia dalam komisi tersebut. "Saya yakin bahwa rancangan perjanjian kerjasama yang sedang kami kerjakan akan dipenuhi dengan muatan-muatan yang penting pada September nanti," katanya kepada Ria Novosti. "Perwakilan dari kedua negara yang sangat representatif di Lombok akan menjadi saksi atas kepentingan keduanya dalam usaha meningkatkan dan mempercepat kerjasama," ujarnya menambahkan. "Dua pertemuan dalam waktu kurang dari satu tahun menunjukkan bahwa hubungan bilateral tumbuh dengan cepat," jelas Oleg Kabanov, Deputi Kepala Kementerian Luar Negeri Rusia, Departemen Asia dan ASEAN. Hubungan Rusia dan Indonesia saat ini telah berada pada pemahaman politik tingkat tinggi di antara kedua bangsa, termasuk hubungan yang sangat baik di antara keduanya di Dewan Keamanan PBB, tempat Jakarta saat ini menjadi anggota tidak tetap. Angka statistik menunjukkan bahwa langkah yang diambil akan segera memuncak. Bea Cukai Federasi Rusia memperkirakan bahwa total transaksi komoditas Rusia-Indonesia pada tahun lalu saja telah mencapai 607,2 juta dolar AS, naik 10,1 persen dibandingkan tahun 2005. Tahun ini, pada triwulan pertama saja angka tersebut telah menembus 179,3 juta dolar AS, naik 77 persen dibandingkan priode yang sama pada tahun 2006.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007