Washington (ANTARA News) - Robert Zoellick, calon pemimpin baru Bank Dunia pilihan Presiden AS George W. Bush memiliki reputasi sebagai orang yang ahli membangun konsensus dalam serangkaian masalah, dari unifikasi Jerman, Darfur hingga masuknya China ke Organisasi perdagangan Dunia (WTO). Zoellick, 53, saat ini adalah seorang Wakil Ketua Bidang Investasi Wall Street di Goldman Sachs dan diperkirakan pada bulan ini ia akan menggantikan Paul Wolfowitz yang didesak mundur akibat skandal favoritisme di internal Bank Dunia. Sebagaimana kesepakatan tak tertulis, AS menentukan pilihan pemimpin Bank Dunia, sedang negara Eropa memilih kepala lembaga sejenis yaitu Dana Moneter Internasional (IMF). Zoellick juga mantan anggota kabinet pemerintahan Bush. Dalam kurun Februari 2005 hingga Juli 2006 ia menjadi deputi utama Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, sebelum akhirnya kembali ke Goldman Sachs. Sebagai deputi Menlu, salah satu perhatian utamanya adalah krisis kemanusiaan di Sudan di mana ia menjadi perantara perdamaian antara pemerintah Sudan dan kelompok pemberontak utama. Sebelum di Deplu AS itu Zoellick selama empat tahun menjadi Utusan Dagang AS (2001-2005), dengan memainkan peran penting dalam menegosiasikan masuknya China dan Taiwan ke WTO dan meluncurkan putaran Doha tentang negosiasi perdagangan internasional di WTO. Ia juga membantu implementasi perjanjian perdagangan bebas bilateral AS dengan Singapura, Cili, Australia dan Maroko, selain menjadi pendorong di belakang negosiasi dengan lima negara Amerika Tengah dan negara-negara lain termasuk Bahrain, Yordania dan Vietnam. Ia juga yang memulai perundingan perdagangan dengan Bea Cukai Afrika selatan, Panama, Thailand dan negara-negara Andean. Lahir pada 25 Juli 1953 di Naperville, Illionis, Zoellick lulus dari Sekolah Tinggi Hukum Harvard dan mendapat gelar master di bidang kebijakan publik dari Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy, Universitas Harvard, tahun 1981. Ia merupakan lulusan dengan kehormatan tertinggi dari Swarthmore College tahun 1975. Zoellick memulai karirnya di washington tahun 1985 di Departemen Keuangan AS yang saat itu dipimpin James Baker, yang kemudian menjadi teman dekatnya. Saat Baker menjadi Menlu AS di Pemerintahan George Bush senior, Zoellick menjadi penasihat. Zoellick adalah pejabat senior AS dalam negosiasi unifikasi Jerman, yang kemudian membawanya mendapat penghargaan atas peranannya itu dari pemerintah Jerman berupa penghargaan Knight Commanders cross. Sebagai utusan pribadi George Bush di pertemuan tingkat tinggi negara industri kelompok tujuh (G-7) dan pertemuan internasional penting lainnya, Zoellick adalah orang yang mendorong mewujudkan kawasan perdagangan bebas Amerika Utara di awal tahun 1990-an dan perundingan perdagangan WTO dalam putaran Urugay tahun 1994. Ia ditunjuk sebagai Deputi Kepala Staf Gedung Putih tahun 1992. Selama masa presiden partai demokrat Bill Clinton (1993-2001), Zoellick menjadi Wakil Presiden Direktur Fannie Mae, investor keuangan properti terbesar di AS. Tahun 1998 ia menandatangani surat bersama para pemuka konservatif lainnya seperti Donald Rumsfeld dan Wolfowitz yang isinya menyeru kepada Clinton untuk menyingkirkan pemimpin Irak Saddam Hussein. Selama kampanye presiden tahun 2000, Zoellick menjadi penasihat kebijakan luar negeri George W. Bush dan anggota kelompok garis keras Partai Republik yang disebut "the vulcans". Ia kembali ke pemerintahan pada tahun 2001 sebagai Kepala Perdagangan di masa pemerintahan Bush yunior, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007