Washington (ANTARA News) - Seorang narapidana pelaku pembunuhan ganda di Texas, mengadakan lomba lawak lewat Internet dan lelucon yang menang akan dia gunakan sebagai kata-kata terakhir sebelum menjalani hukuman mati dengan suntikan pada 26 Juni. "Saya mau menikmati hari-hari terakhir saya di dunia ini...Saya meminta anda menyebarluaskan kabar bahwa saya sedang mengadakan perlombaan. Saya ingin orang mengirimi saya lelucon terbaik mereka, supaya saya dan orang lain yang hadir (dalam eksekusi) tertawa," kata Patrick Knight, (39) kepada CNN, Jumat, dalam wawancara dari penjara. Knight yang dihukum karena membunuh dua tetangganya pada 1991, telah 16 tahun menunggu eksekusi mati di Texas. Negara bagian itu melaksanakan lebih dari sepertiga jumlah eksekusi di Amerika Serikat, sejak hukuman mati diberlakukan kembali mulai 1976. Knight tampil santai dan melontarkan lelucon-lelucon namun dia menjadi serius ketika menjelaskan perlunya "suntikan" humor pada hukuman mati. "Di saat seperti itu ada orang yang sebetulnya tidak bersalah --saya tidak termasuk di antaranya...Lelucon diperlukan untuk saat itu, supaya tidak tegang." Knight tidak menunjukkan ketegangan saat mengatakan "Kematian adalah hukuman saya, saya menerimanya, dan itulah yang akan terjadi. Jika kamu harus mati, matilah dengan tersenyum." Menurut dia, gagasan lomba itu muncul saat dirinya membaca "Dead Man Walking (terpidana mati sedang berjalan)," buku mengenai hukuman mati yang ditulis Helen Prejean, seorang biarawati Katolik Roma dan pendukung penghapusan hukuman mati. Buku itu telah dibuat menjadi film Hollywood yang dibintangi Sean Penn dan Susan Sarandon. Knight, dengan maksud menyindir, memberi judul situs web Internet-nya "Dead Man Laughing (terpidana mati sedang tertawa)." Knight berjanji akan membaca lelucon yang menang secara lantang saat dia diminta mengucapkan kalimat terakhirnya sebelum dihukum mati pada 26 Juni, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007