Singapura (ANTARA News) - Harga minyak sedikit lebih tinggi di perdagangan Asia Senin karena pasar terus memperhatikan cadangan bensin AS, menurut kalangan pelaku pasar. Pada 09:45 am (0145 GMT), kontrak utama minyak jenis ringan untuk pengiriman Juli di New York naik dua menjadi 68,02 dolar AS per barel dari 68.00 dolar pada akhir perdagangan di AS, Jumat. Minyak Laut Utara Brent untuk juli juga naik delapan sen menjadi 71,55 dolar. "Kekhawatiran masih tertuju pada apakah persediaan di AS mampu memenuhi permintaan pada musim panas (saat berkendaraan)," kata Steve Rowles, analis di CFC Seymour di Hongkong seperti dikutip AFP. "Mereka masih memainkan data yang keluar pekan lalu," ;anjutnya. Harga minyak naik pekan lalu setelah data menunjukkan cadangan bensin di AS tidak berubah pada 201,5 juta barel selama sepekan sampai 8 Juni, menghentikan kenaikan selama lima pekan berturut-turut dan tetap berada di bawah level selama setahun ini. Lemahnya data cadangan bensin di AS menimbulkan kekhawatiran karena menguatnya permintaan dalam negeri selama saat berkendaraan pada musim panas. Kenaikan harga juga memperoleh dukungan dari penurunan kapasitas produksi industri penyulingan selama dua pekan berturut-turut. Meskipun demikian, Rowles memperkirakan harga akan bergerak turun pekan ini karena pasar akan berlaku sedikit adil akibat naiknya rata-rata kapasitas produksi industri pengolahan di AS. "Saya pikir mereka akan meningkatkan kapasitas produksinya," katanya. Sementara itu, situasi di Nigeria terus mengkhawatirkan setelah pemberontak melakukan serangan lainnya atas fasilitas perminyakan di Selatan negara itu, Minggu. Penculikan dan serangan bersenjata berlangsung intensif di kawasan selatan Nigeria yang kaya minyak sejak 2006 dengan hampir 200 warga asing diculik. Kebanyakan dari mereka kemudian dibebaskan dengan selamat setelah disekap selama beberapa hari atau beberapa pekan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007