Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2004 Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah mengatakan, semua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden menerima dana non budgeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). "Mengakui atau tidak mengakui, langsung atau tidak langsung, resmi atau tidak resmi, rasanya hampir semua capres menerima," kata Gus Solah setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa. Untuk itu, katanya, KPK seharusnya memeriksa siapapun yang namanya disebut di pengadilan sebagai penerima dana non budgeter DKP. Terkait dengan pemeriksaan yang dijalaninya, Gus Solah mengatakan, menerima uang dari Rokhmin Dahuri tiga tahun lalu. Namun demikian, menurut dia, uang itu tidak dia terima langsung, tetapi melalui tim pendukungnya. "Kalau menurut catatan pak Rokhmin itu Rp200 juta," katanya. Hal serupa juga pernah diungkapkan Gus Solah setelah menghadiri penutupan Rakernas Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada 25 Mei 2007 silam. Saat itu dia menyatakan siap diperiksa terkait aliran dana non budgeter (DKP) yang diterimanya melalui tim pembantu tersebut. Menurut dia, nilai dan aliran dana non budgeter hanya diketahui tim pembantu. Dana ini langsung diterima tim pembantunya tanpa melalui dirinya maupun Wiranto. "Ketemu saya saja tidak," katanya, tanpa mau meyebutkan nama-nama anggota tim yang membantunya. Lebih lanjut Gus Solah mengatakan, tim pembantu yang menerima dana DKP berbeda dengan tim capres dan cawapres. Namun demikian, ia mengatakan tim pembantu tersebut juga berada di bawah koordinasi Wiranto, pihak yang mengundang Gus Solah sebagai cawapres. Gus Solah juga menegaskan Wiranto tidak megetahui seluk beluk aliran dana ini. Gus Solah adalah salah satu dari beberapa nama yang akan diperiksa KPK terkait aliran dana non budgeter DKP. Sebelumnya tanggal 31 Mei, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan akan segera memanggil semua nama yang disebut dalam persidangan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007