Serang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kesehatan menyiapkan sekitar tiga juta lima puluh ribu vaksin difteri yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk mengantisipasi wabah penyakit bakteri difteri.

"Untuk Vaksin kita sudah dapat dari pemerintah pusat, dan itu disebar ke seluruh Indonesia. Untuk di Banten, ada tiga juta lima puluh ribu orang untuk satu putaran, dan akan dimulai pada Senin nanti," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardojo, di Serang, Jumat.

Sigit mengatakan, nantinya vaksin difteri ini disebarkan ke semua tempat pelayanan kesehatan di delapan kabupaten/kota di Banten.

"Nanti disebarkan untuk semua tempat pelayanan kesehatan, seperti klinik dan puskesmas hingga rumah sakit, sekarang juga sudah bisa untuk disuntik," kata Sigit.

Untuk tahapan vaksin akan dilakukan tiga putaran, untuk putaran pertama satu bulan.

"Tiga juta vaksin ini untuk putaran pertama, ini harus tiga kali putaran. Nanti putaran kedua bulan berikutnya tiga juta lagi dan putaran ketiga enam bulan kemudian," katanya.

Pihaknya akan melakukan sosialisasi untuk vaksin difteri ini, karena khawatir banyak masyarakat yang tidak tahu.

"Sambil melakukan vaksin, kita juga mensosialisasikannya, khawatir banyak warga yang tidak tahu ataupun takut,"kata dia.

Terkait penyakit difteri tersebut, kata dia, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, saat ini ada 68 kasus penyakit difteri tersebar di delapan Kabupaten/Kota. Penyakit yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta mempengaruhi kulit ini, rentan terhadap anak-anak hingga orang dewasa

"Data 2017 ada delapan orang meninggal dunia karena penyakit ini. Paling rentan itu di usia 0-19 tahun, tidak menutup kemungkinan juga kepada orang dewasa," kata Sigit.

Sebab, kata dia, dari delapan orang meninggal dunia selama 2017, ada satu orang berumur 45 tahun meninggal karena penyakit tersebut.

"Untuk yang meninggal delapan orang rata-rata anak-anak ada satu orang dewasa," katanya.

Pewarta: Mulyana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017