Jakarta (ANTARA News) - Penjahat siber diperkirakan akan semakin canggih memanfaatkan teknologi untuk menyerang target mereka.


Direktur Sistem Teknik Symantec Malaysia dan Indonesia, David Rajoo dan Country Manager Symantec Indonesia Andris Masengi memperkirakan serangan siber di 2018 lebih besar karena para peretas menyalahgunakan fungsi kecerdasan buatan.


Berikut ini prediksi Symantec untuk serangan siber pada 2018.


1. Serangan di blockchain


Seiring popularitas mata uang virtual atau cryptocurrency, peretas semakin melirik blockchain. Penjahat siber fokus pada pertukaran koin dan dompet koin (coin wallet), memanfaatkan komputer atau perangkat seluler korban sebagai "miner".




2. Serangan yang memanfaatkan AI dan machine learning


Kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan machine learning dimanfaatkan untuk perlindungan keamanan siber. Tapi, penjahat siber diperkirakan mulai mengubahnya untuk melancarkan serangan.




3. Malware file-less

Symantec melihat pertumbuhan malware file-less dan file-light tumbuh pada 2016 dan 2017. Malware ini bukan berupa berkas, namun, perintah (command) sehingga bentuknya tidak terlihat.




4. Serangan lewat IoT

Peralatan yang terhubung dengan internet, lazim disebut internet of things (IoT) seperti televisi, pengeras suara yang berada di rumah berisiko disusupi peretas. Pengguna IoT sering tidak mengubah setelan keamanan padahal alat tersebut memiliki akses ke jaringan di rumah. Hacker dapat mengelabui sistem di alat tersebut sehingga IoT akan menuruti perintah mereka.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017