Tokyo (ANTARA News) - Delegasi Indonesia untuk perundingan Economic Partnership Agreement (EPA) tiba di Bandara Narita, Jepang, Rabu pagi, dengan satu misi menuntaskan draft perjanjian kerjasama ekonomi tersebut, sebelum ditandatangani masing-masing kepala negara Agustus mendatang di Jakarta. Rombongan yang berjumlah 30 orang itu dipimpin diplomat senior Soemadi DM Brotdiningrat dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Halida Mujani. Jumlah tim bertambah, menyusul tekad Indonesia untuk menyelesaikan sejumlah klausul yang tersisa. "Kami bertekad untuk menuntaskan semua klausul yang masih tersisa, sehingga dengan selesainya seluruh chapter, kerjasama ini bisa segera ditandatangani oleh kedua kepala pemerintahan," kata mantan Dubes RI untuk Jepang itu kepada ANTARA. Sejumlah klausal yang masih mengganjal kesepakatan EPA antara RI dan Jepang adalah persoalan kerjasama, khususnya kerjasama teknis. Sedangkan klausul lainnya di bidang investasi, peertanian, perdagangan dan pengiriman tenaga kerja terampil sudah semuanya disetujui. Kedua delegasi, baik Indonesia dan Jepang, juga bertekad untuk menuntaskannya, terlebih setelah kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Jepang baru-baru ini. Selama lima hari masing-masing delegasi akan menuntaskan beberapa persoalan yang masih mengganjal, sebelum ditandatangani oleh ketua delegasi Sumadi Brotodiningrat dan Wakil Menlu Jepang, Mitoji Yabunaka. Namun sebelum ditandatangai oleh masing-masing kepala pemerintahan, menurut Soemadi, Jepang membutuhkan prosedur internal yang berlangsung sekitar dua bulan. Diperkirakan pada pertengahan Agustus sudah selesai, dan bisa ditandatangani oleh PM Shinzo Abe dan Presiden Susilo Bambang Yudhyono, saat kunjungan Abe ke Jakarta pertengahan Agustus 2007. Optimisme Jepang sendiri sudah disampaikan Wakil Dubes Jepang untuk Indonesia Satoru Satoh di Jakarta awal Juni 2007. Perjanjian EPA memasukkan kesediaan Jepang untuk menurunkan dan menghapus tarif bea masuk atas produk pertanian dan manufaktur Indonesia sebesar 90 persen dalam jangka waktu tiga hingga 15 tahun ke depan. Sementara Indonesia sendiri akan menurunkan atau pun menghapuskan hingga 30 persen tarif masuk atas produk Jepang yang akan dilakukan secara bertahap hingga 15 tahun ke depan. Kunjungan PM Abe ke Jakarta hendaknya betul-betul dimanfaatkan oleh Indonesia, mengingat kemungkinan besar rombongan Abe akan diikuti oleh sejumlah besar pengusaha dan investor yang tergabung dalam Keidanren (Kadin Jepang). Saat kunjungan ke Timur Tengah, sekitar seratus pengusaha Jepang turut mendampingi kunjungan PM Abe. Hasilnya sejumlah kerjasama dan investasi berhasil mengalir ke negara-negra di kawaan Teluk. (*)

Copyright © ANTARA 2007