Mari kita bertemu saja."
Washington/Seoul (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson menawarkan pembicaraan langsung dengan Korea Utara (Korut) tanpa prasyarat, mundur dari tuntutan utama AS bahwa Pyongyang harus lebih dahulu menerima pelepasan senjata nuklirnya, akan menjadi bagian dari perundingan apapun.

 "Mari kita bertemu saja," kata Tillerson dalam pidato ke wadah pemikir Dewan Atlantik Washington, Selasa (12/12), layaknya dikutip Reuters.

Tawaran diplomatik baru Tillerson itu muncul hampir dua minggu setelah Korut mengatakan berhasil menguji peluru kendali balistik antarbenua (ICBM), yang menempatkan seluruh daratan AS dalam jangkauan senjata nuklirnya sekaligus memanaskan suasana konflik di kawasan Semenanjung Korea.

Gedung Putih kemudian mengeluarkan pernyataan mendua, yang tidak jelas apakah Presiden Donald Trump, yang mengatakan bahwa Tillerson membuang waktu untuk melakukan pembicaraan dengan Korut, atau memberikan persetujuannya untuk pidato Menlu AS.

"Pandangan Presiden terhadap Korut tidak berubah. Korut bertindak dengan cara yang tidak aman. Tindakan Korut tidak baik untuk siapa pun, dan tentu saja tidak baik untuk Korut," demikian pernyataan dari pihak Gedung Putih.

Menjelang pidato Tillerson, pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji mengembangkan lebih banyak senjata nuklir.

Secara pribadi, Jong-un memberi tanda jasa pada ilmuwan dan pejabat yang berkontribusi dalam pengembangan ICBM Pyongyang yang paling canggih, catat KCNA, media pemerintah Korut, Rabu.

KCNA juga melaporkan bahwa Jong-un mengatakan bahwa ilmuwan dan pekerja akan terus membuat "senjata dan peralatan terbaru" untuk "meningkatkan kekuatan nuklir secara kualitas dan kuantitas".

Pewarta: Administrator
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017