Jakarta (ANTARA News) - Sistem interkoneksi listrik di wilayah Jawa-Bali mulai Kamis (21/6) terancam mengalami pemadaman listrik bergilir, menyusul terjadinya gangguan sejumlah pembangkit yang memasok daya sekitar 1.840 MW. General Manager Pusat Pengaturan dan Penyaluran Beban Jawa-Bali PLN, Muljo Adji, di Jakarta, Rabu, mengatakan pasokan daya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar, Bekasi, berkapasitas 6x140 MW mulai Kamis (21/6) terhenti total akibat ketiadaan bahan bakar minyak (BBM). "Seluruh unit pembangkit di PLTGU Muara Tawar berhenti operasi mulai besok," katanya. Gangguan pasokan daya listrik juga terjadi di PLTU Paiton Unit 7, Jatim berdaya 600 MW milik PT Paiton Energy Company (PEC) sejak Selasa (19/6), PLTU Cilacap Unit 2, Jateng 300 MW, dan PLTGU Cilegon, Banten sekitar 100 MW yang harus dimatikan karena proses penyambungan pipa. Menurut Muljo, akibat gangguan pembangkit-pembangkit ini, sistem Jawa-Bali akan mengalami defisit listrik yang berpotensi pemadaman bergilir. Sistem Jawa-Bali tidak akan mengalami pemadaman bergilir jika defisit listrik yang terjadi tidak besar, ujar Muljo. "Seperti hari ini, Jawa-Bali defisit 300 MW, tapi tidak ada pemadaman, karena masih bisa diatasi dengan mengimbau industri mengurangi daya. Tapi, kalau defisitnya besar, ya harus padam," katanya. Menurut dia, kalau PLTU Paiton pada Kamis (21/6) bisa beroperasi kembali, maka defisit listrik tidak terlalu besar dan pemadaman bisa dihindari. "Tapi, kalau tidak, terpaksa dilakukan pemadaman bergilir," katanya. Pasokan BBM ke Muara Tawar terganggu karena kapal yang pengangkut 32 kiloliter BBM yang sudah bersandar di Muara Tawar mengalami kerusakan pompa, sehingga BBM tidak dapat masuk ke tangki penampungan milik pembangkit tersebut. "BBM sudah dibongkar lima kiloliter, tapi pompanya rusak. Jadi, harus diganti dengan kapal lain yang baru masuk Rabu sore ini atau besok," katanya. Akibat gangguan itu, PLTGU Muara Tawar paling cepat mulai beroperasi sebagian pada Jumat (22/6). (*)

Copyright © ANTARA 2007