Tokyo (ANTARA News) - Utusan khusus AS untuk nuklir Korea Utara (Korut), Christopher Hill, Kamis, mengatakan pihaknya menginginkan percepatan proses perlucutan sebelum ia melakukan kunjungan mendadak ke negara Komunis itu. "Berbicara suatu kelompok kecil wartawan di hotelnya di Tokyo, Hill tidak menjelaskan di mana ia akan pergi, hanya mengatakan bahwa ia akan terbang. "Kami menangkap waktu yang tepat karena kami akan telah berada di belakang musim semi ini," kata Hill, seperti dilaporkan AFP dan Reuters. "Saya kita kita harus melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk mempercepat waktu yang tepat itu," ujarnya. Pemerintah Jepang telah membenarkan kunjungan pertama ketua jururunding AS ke Korut itu sejak hampir lima tahun. Utusan Chris Hill mengatakan sebelum meninggalkan Jepang bahwa pembicaraan enam negara kemungkinan akan dimulai pada awal Juli, namun Pyongyang harus memenuhi janjinya untuk menutup reaktor nuklirnya. "Saya kira tentunya akan ada pembicaraan mengenai bagaimana pembicaraan enam pihak itu harus berlanjut dan sikap Korut tentang langkah awal. Saya tak dapat menjelaskan secara rinci," kata ketua jurubicara kabinet Jepang, Yasuhisa Shiozaki, kepada pers di Tokyo, yang membenarkan kunjungan Hill ke Pyongyang. China menjadi tuan rumah dalam putaran pembicaraan sebelumnya yang juga dihadiri perwakilan dari kedua Korea, AS, Jepang, dan Rusia. Hill akan menjadi pejabat paling senior Departemen Luar Negeri AS yang mengunjungi Korut sejak Oktober 2002, ketika utusan khusus James Kelly menunjukkan Pyongyang bukti yang dimiliki Washington bahwa negara itu memiliki program pengayaan uranium. Korut, yang melakukan ujicoba nuklir pertama pada Oktober lalu, mengatakan pada Sabtu, pihaknya akan kembali mengizinkan para pemeriksa dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebagaimana dipersyaratkan dalam kesepakatan pada Februari. Perkembangan ini menyusul adanya indikasi Korut akan memperoleh kembali uang sebesar 25 juta dolar AS yang dibekukan di sebuah bank di Makao hampir dua tahun lalu. Sebuah sumber diplomat Korut yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip kantor berita Rusia, Interfax, pada Senin mengemukakan Korut akan menutup reaktornya di Yongbyon, sekitar 100 km utara Pyongyang, pada paruh kedua Juli. (*)

Copyright © ANTARA 2007