Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo pada Rabu (20/12) dijadwalkan akan meresmikan 74 desa di Provinsi Papua dan Papua Barat, yang mulai mendapat aliran listrik dari PT PLN (Persero).

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik dalam rilis di Jakarta, Selasa mengatakan ke-74 desa tersebut merupakan bagian dari 191 desa yang dilistriki PLN di Bumi Cenderawasih.

"Hal ini menjadi kado istimewa bagi warga di desa pedalaman Papua dan Papua Barat dari PLN," ujarnya.

Menurut dia, total investasi yang dikucurkan PLN untuk melistriki 74 desa itu sebesar Rp150 miliar.

Jumlah kepala keluarga yang rumahnya sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1.040 kepala keluarga.

Sedangkan, potensi pelanggan yang belum tersambung 2.700 kepala keluarga.

Untuk melistriki satu kepala keluarga, PLN membutuhkan biaya Rp150 juta, yang terutama disebabkan beratnya kondisi geografis desa yang akan dilistriki.

Rofik mengatakan kondisi geografis yang sulit ditambah cuaca ekstrim hingga permasalahan sosial tidak membuat gentar PLN melistriki desa-desa terpencil di kawasan Papua dan Papua Barat.

Di sini, lanjutnya, para petugas lapangan menjadi garda terdepan untuk memastikan ketersediaan pasokan listrik sampai rumah warga.

"Banyak tantangan yang kami hadapi di antaranya mobilisasi alat karena medan yang sangat berat, ada juga beberapa masalah sosial yang harus kami hadapi, namun senyum puas warga yang akhirnya bisa menerima listrik menjadi kebahagiaan kami dan memacu kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya," ujarnya.

Khusus di Nabire, pada Desember 2017, akan ada dua desa yang dilistriki PLN yakni Bomopay dan Parauto yang terletak di Distrik Yaro.

Kedua desa itu akan mendapatkan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dengan kapasitas 20 MW.

Desa Bomopay berjarak 60 km dari pusat Kota Nabire, dengan 63 kepala keluarga yang berlatar belakang penduduk sebagai petani.

Untuk memasok kelistrikan di desa tersebut PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) 3,25 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) 1 kms, dan gardu 50 kVA.

Sementara itu, Desa Parauto berjarak 66 km dari pusat Kota Nabire dengan 48 kepala keluarga yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani.

Untuk menyalurkan listrik ke rumah warga, PLN telah membangun JTM 6,25 kms, JTR 0,9 kms dan gardu 25 kVA.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menambahkan pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu program strategis pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik.

Dalam dua tahun terakhir, PLN telah meningkatkan rasio elektrifikasi Provinsi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan rasio desa berlistrik dari 22,02 persen pada 2015 menjadi 29,53 persen pada 2017.

Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen dan rasio desa berlistrik dari 33,23 persen pada 2015 menjadi 54,47 persen pada 2017.

Dalam penyusunan peta jalan Papua Terang, PLN mengacu data potensi desa (podes) yang diterima dari Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan data podes tersebut jumlah desa di Provinsi Papua dan Papua Barat yang belum berlistrik pada 2016 sebanyak 2.376 desa.

Dari 2.376 desa tersebut, 1.941 desa akan dilistriki secara praelektrifikasi oleh Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM menggunakan program lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE), sedangkan desa yang harus dilistriki PLN sampai dengan 2018 sebanyak 435 desa.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017