Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris mengatakan rencana pemadaman listrik akibat terganggunya sistem Jawa-Bali akan mempengaruhi kinerja industri di dalam negeri, meskipun sifatnya hanya musiman. "Berpengaruh juga, tapi saya yakin PLN bisa mengatasi masalah ini dengan cepat," ujarnya di Jakarta, Kamis, ketika menanggapi rencana pemadaman listrik pada saat beban puncak di Jawa dan Bali. Fahmi mengatakan pemadaman listrik Jawa Bali tersebut bersifat musiman (seasonal), lebih pada akibat kondisi alam yang menyebabkan terhambatnya pasokan bahan bakar seperti batubara. Ia yakin masalah itu akan dapat diatasi secara cepat oleh PLN sehingga kerugian industri bisa ditekan. "Ini kan hanya soal batu bara, kalau soal lain misalnya instalasi yang meledak. Perbaikan butuh tempo lama. Tapi kalau (masalah) pasokan batubara, pembangkit tidak terlalu rumit," katanya. Karena itu, Fahmi mengatakan PLN juga harus mengubah pola stok bahan bakar batu bara lebih panjang, minimal tiga bulan dan memperbaiki pelabuhan agar ketika air surut, kapal pengangkut bahan bakar batu bara bisa merapat. "Jadi kalau ada apa-apa masih cukup untuk mengantisipasi kekurangan stok. Dalam jangka panjang sebaiknya pelabuhan ditata begitu rupa sehingga dalam keadaan musim bagaimanapun kapal bisa merapat membongkar bahan baku. Rasanya satu masalah di situ," katanya. Sistem kelistrikan Jawa-Bali diperkirakan mengalami defisit 500 MW menyusul terjadinya gangguan di lima pembangkit secara bersamaan. Kelima pembangkit itu adalah PLTU Paiton Unit 7 berdaya 600 MW yang mengalami gangguan peralatan kipas udara, PLTGU Cilegon yang kini memasok sekitar 100 MW karena ketiadaan gas, dan PLTU Cilacap Unit 2, 300 MW. Selain itu, PLTGU Muara Tawar 6x140 MW karena gangguan pasokan BBM dan PLTU Suralaya Unit 5 600 MW karena gangguan trafo. General Manager Pusat Pengaturan dan Penyaluran Beban Jawa-Bali PT PLN (Persero) Muljo Adji di Jakarta Kamis mengatakan, pelanggan listrik di wilayah Jawa Barat dan Banten akan mendapat beban pemadaman listrik yang diperkirakan berlangsung saat beban puncak Kamis malam ini sebesar 184 MW atau terbesar dibandingkan wilayah lain di sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain Jabar dan Banten, lokasi pemadaman lain adalah Jatim 119 MW, DKI Jakarta 90 MW, Jateng dan DIY 87 MW, dan Bali 20 MW.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007