Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengundang sejumlah perwakilan asing untuk memaparkan kondisi Gunung Agung dan dampaknya terhadap wisata di Bali.

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno seusai pertemuan dengan para perwakilan kedutaan besar asing di Jakarta, Jumat, mengatakan pertemuan itu dilakukan untuk memberikan penjelasan terkait kondisi terakhir Gunung Agung.

Sejumlah perwakilan kedutaan besar yang hadir yakni Inggris, China, Belgia, Jerman, Australia, Korea Selatan, Singapura, Swiss, Jepang, Bangladesh, Filipina, Belanda, Prancis, Qatar dan Maroko.

"Itu negara-negara yang kami undang yang mayoritas jadi turis di kita," ucapnya.

Havas menuturkan, secara geografis, Gunung Agung terletak 65 kilometer dari Denpasar dan 73 km dari Nusa Dua.

Arah angin juga diprediksi mengarah ke timur laut hingga Maret 2018 mendatang sehingga dampak erupsi tidak akan terlalu berdampak signifikan ke kawasan wisata.

Pemerintah, lanjut Havas, juga memberikan gambaran simulasi detail mengenai proyeksi lava karena letusan di mana kawasan terdampak maksimal hanya 10 km dari kawah gunung.

Dengan kondisi tersebut, ia meyakinkan kondisi Gunung Agung, dalam skenario terburuk tidaklah seburuk yang dibayangkan.

"Simulasi ini penting untuk memberikan `sense of security` (rasa aman) soal kawasan mana turis asing bisa mendekat dengan aman," katanya.

Dengan paparan tersebut, diharapkan para perwakilan asing dapat memberikan laporan kepada negara masing-masing agar bisa merevisi "travel warning".

"Sehingga wisatawan dari negara-negara tersebut bisa datang tanpa khawatir dan tahu mana daerah bahayanya," jelasnya.

Havas mengatakan perwakilan asing menyatakan terima kasih mereka atas informasi tersebut dan akan meneruskannya kepada negara masing-masing.

"Nanti malam juga akan ada ratas di Bali. Harapannya perwakilan asing bisa menyampaikan berita ini ke konsuler dan negara masing-masing sehingga mereka yang ingin melakukan perjalanan ke Bali bisa melakukan itu," ujarnya.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017