Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemerintah Suriah sepakat bekerjasama untuk turut menyelesaikan konflik antara Hamas dan Fatah di Palestina. Demikian hasil pertemuan antara Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dengan Duta Besar Suriah untuk Indonesia Darwis Bahadi di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis. "Dubes Suriah datang ke sini untuk membicarakan konflik Palestina antara Hamas dan Fatah yang semula sudah berhasil diakurkan (didamaikan) atas dorongan Suriah dan NU atau pemerintah Indonesia," kata Hasyim. Dalam pertemuan tersebut, Hasyim didampingi Ketua PBNU Abdul Azis, Wakil Sekjen PBNU Ikbal Sullam dan Wakil Bendahara PBNU Siradjul Munir. Hasyim menuturkan, pemerintah Suriah berharap PBNU kembali mengambil peran yang besar dengan memanfaatkan jaringan ulama dan pemimpin Islam yang dimiliki NU di Timur Tengah. "Dubes Suriah juga menyampaikan, agar NU turut mencari jalan keluar konflik Palestina. Untuk itu, Suriah meminta NU melakukan sesuatu bersama dengan Suriah," kata Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) tersebut. Hasyim mengatakan, salah satu langkah yang akan dilakukan NU adalah mempertemukan tokoh-tokoh berpengaruh di Timur Tengah, antara lain tokoh Suriah, Iran, Lebanon dan Yordania. "Bisa saja nanti saya yang datang ke Suriah atau mereka yang datang ke Indonesia. Tergantung nanti perkembangannya seperti apa," katanya. Namun, lanjut Hasyim, sebelum melangkah lebih jauh, ia akan melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Hingga saat ini, kata Hasyim, ia terus mencoba menghubungi sejumlah petinggi dua kelompok bertikai itu. Sayangnya, sejauh ini upaya tersebut belum membuahkan hasil, karena konflik Palestina yang masih sangat panas. "Saya sudah kontak-kontak dengan Cholid Meshaal (Komandan Markas Biro Politik Hamas yang tinggal di Suriah) tapi belum bisa terhubung karena kondisi di sana (Palestina) masih panas. Tapi saya telah berkomunikasi dengan beberapa ulama di Suriah," katanya. Para ulama itu, kata Hasyim, menginformasikan bahwa meletusnya kembali bentrokan berdarah antara kelompok Hamas dan Fatah tak lepas dari ulah Israel. "Israel memberikan bantuan kepada Fatah, dan Fatah mendukung aksi penangkapan sejumlah menteri dan anggota parlemen Palestina dari kelompok Hamas oleh Israel," tuturnya. Hasyim yang juga menjabat sebagai Sekjen International Conference on Islamic Scholars (ICIS) mempunyai hubungan dekat dengan tokoh berpengaruh di Timur Tengah, termasuk Cholid Meshaal. Hasyim pernah terlibat pembicaraan dengan Cholid Meshaal di Damaskus, Suriah. Pertemuan itulah yang menjadi salah satu pendorong bertemunya Hamas dan Fatah di Mekkah, Februari lalu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007