Jakarta (ANTARA News) - DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melarang kadernya melakukan pemerasan terhadap calon kepala daerah dalam Pilkada dan jika terbukti ada yang melakukan pemerasan, maka pelakunya akan ditindak tegas. "Satu hal yang saya pesankan adalah, hindari segala bentuk pemerasan kepada calon kepala daerah karena hal tersebut akan kami tindak tegas," kata Ketua umum DPP PPP Suryadharma Ali saat membuka Mukernas PPP di Bandung, Jumat. Pernyataan tertulis itu juga diterima ANTARA News di Gedung DPR/MPR Jakarta. Surya mengajak, jajaran PPP memanfaatkan momentum pemilihan kepala-kepala daerah di seluruh Indonesia secara optimal. "Indonesia sudah melangsungkan Pilkada langsung sebagai implementasi dari demokrasi di tingkat lokal," katanya. Berdasarkan data yang dihimpun sebuah lembaga survei nasional, sejak 1 Juni 2005, 62 persen dari 296 Pilkada yang digelar sejak Juni 2005 sampai dengan Desember 2006 dimenangkan oleh incumbent dan dengan mayoritas perolehan suara di bawah 55 persen. Sementara itu, dari 230 kepala daerah yang mencalonkan kembali sebagai kandidat kepala daerah, hanya 18 orang kepala daerah (7,83 persen) yang menggandeng pasangan wakil kepala daerah lama. Selebihnya menggandeng pasangan baru. "Hal ini menunjukkan betapa cairnya koalisi partai dan komitmen politik di Indonesia, yang tentunya harus meningkatkan kewaspadaan kita terhadap komitmen yang dibangun oleh kepala daerah yang kita ajukan," katanya. Surya mengingatkan agar PPP di daerah memilih calon kepala daerah yang bisa merepresentasikan tiga modal: modal politik, modal sosial dan modal finansial. Modal politik yaitu kemampuannya menghimpun dukungan sebanyak mungkin partai politik. Modal sosial, yaitu kemampuannya mengkapitalisasi kredibilitasnya menjadi dukungan kelompok masyarakat. Modal finansial, yaitu kesiapan logistiknya untuk bertarung dalam sosialisasi dan advertensi kepada publik. "Satu hal yang saya pesankan adalah, hindari segala bentuk pemerasan kepada calon kepala daerah karena hal tersebut akan kami tindak tegas. Sebagai gantinya, bangun komitmen jangka panjang hitam di atas putih untuk membesarkan partai," katanya. Selain itu, perlu diciptakan program yang menyentuh kebutuhan masyarakat lokal dan selalu tampilkan atribut partai di segala momentum penting, baik itu berhubungan dengan harI-hari besar nasional dan Islam. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007