Depok (ANTARA News) - Kolonel TNI (CAJ) Ahmad Yani Basuki, Kepala Dinas Penerangan Umum Pusat Penerangan (Kadispenum Puspen) TNI, di Depok, Senin, meraih gelar doktor dalam bidang ilmu sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Indonesia (FISIP - UI), dengan nilai yudisium sangat memuaskan. Ahmad Yani Basuki merupakan orang kedua di jajaran perwira TNI yang meraih gelar doktor ilmu sosiologi, setelah di tempat yang sama Mayjen TNI (Purn) Syamsul Ma`arif juga meraihnya. Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Reformasi TNI: Pola, Profesionalitas dan Refungsionalisasi Militer Dalam Masyarakat" di hadapan para penguji yang berasal dari UI dan luar UI. Sidang tersebut diketuai oleh Maswadi Rauf, Paulus Wirutomo (Promotor), Iwan Gardono Sudjatmiko (KoPromotor), Francisia SSE Seda (Ketua Program Pasca Sarjana Sosilogi UI), DR Burhan D. Magenda (Departemen Ilmu Politik UI), Edy Prasetyono (Centre for Strategic and International Studies/CSIS). Yani usai meraih gelar doktor tersebut mengatakan, reformasi internal TNI merupakan komitmen TNI selaku salah satu komponen bangsa untuk memosisikan diri secara tepat dalam tatanan kehidupan nasional, dan agar lebih fungsional bersinergi bersama-sama dengan komponen lainnya. "Dalam perspektif fungsionalisme reformasi internal TNI juga mengandung arti refungsionalisme peran TNI," katanya. Ia mengatakan, reformasi internal TNI yang telah berlangsung selama 9 tahun telah membawa perubahan nyata dalam tatanan institusional TNI sebagai subsistem dari sistem sosial, sistem nasional bangsa Indonesia, yaitu struktur, kultur, dan doktrin. Menurut dia, tidak kurang dari 31 item perubahan telah dilakukan oleh TNI. Subtansi dari beberapa perubahan tersebut adalah hapusnya dwi fungsi ABRI atau lepasnya peran sospol TNI dengan berbagai macam implementasinya yang dimasa lalu dinilai memberi peluang tindakan eksesif dan menyebabkan TNI mengalami "disfungsi" dalam sistem sosial yang ada dan tidak menguntungkan bagi pembangunan profesionalisme TNI. Yani mengatakan, dengan lima macam pola militer mundur dari politik yang dialami negara lain, meskipun terdapat kesamaan dan perbedaan dengan negara berkembang lainnya, dalam beberapa aspek pola reformasi TNI memiliki kekhasan. Dalam pola reformasi TNI terlihat dilaksanakan dengan cara gradual, terprogram, dan berlanjut, didorong oleh kesadaran internal maupun eksternal TNI, untuk memosisikan TNI secara tepat dalam tatanan kehidupan nasional dan menjadi lebih fungsional bersama-sama bangsa lainnya, demikian A. Yani Basuki. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007