Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp13.425 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.438 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS setelah berakhirnya aksi ambil untung oleh investor terhadap rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa kecenderungan harga komoditas yang masih dalam tren penguatan menjadi salah satu pemicu bagi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah kembali diminati oleh investor.

Terpantau, harga minyak jenis WTI Crude pada Kamis (11/1) sore ini naik 0,11 persen menjadi 63,64 dolar AS per barel. Sementara minyak jenis Brent Crude menguat 0,07 persen ke posisi 69,25 dolar AS per barel.

"Kenaikan harga komoditas akan berdampak terhadap naiknya konsumsi domestik dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2018," katanya.

Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa kabar mengenai Tiongkok akan mengurangi pembelian obligasi Amerika Serikat membuat pergerakan dolar AS menjadi terbatas.

Namun, lanjut dia, munculnya kabar lain bahwa informasi itu bisa saja keliru, dapat mendorong investor untuk kembali mengoleksi obligasi AS sehingga mata uang di negara berkembang cenderung terapresiasi terbatas.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (11/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.427 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.449 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018