Jakarta (ANTARA News) - Arie Setiawan (42) memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai pegawai bank setelah 18 tahun dan bersikukuh kembali pada kecintaannya terhadap seni.


Berlatar pendidikan desain interior, ayah satu orang anak ini kemudian mendirikan sebuah usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah kayu bernama “Art Rock” pada 2014.


Art itu seni, seni itu luas, bisa diaplikasikan pada berbagai macam jenis kerajinan. Rock itu batu atau karang, saya harap usaha saya sekuat karang. Disamping itu, saya juga anaknya rock and roll, maksudnya saya bisa menciptakan kerajinan sesuai keinginan saya,” kata Arie tersenyum saat berbincang dengan Antaranews.


Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di sektor kerajinan ini menawarkan berbagai macam produk, mulai dari talenan lukis, centong lukis, gantungan tas, puzzle bergambar kupu-kupu, hiasan meja, tempat lilin hingga pajangan berisi nama-nama keluarga.


Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp15.000 untuk pajangan yang berukuran kecil hingga Rp300.000 untuk kerajinan yang berukuran besar dengan lukisan yang lebih rumit.


Selain menjadikan bengkel sebagai toko, produk-produk Art Rock dipasarkan melalui media sosial Facebook, Instagram hingga Whatsapp. Arie juga mulai memasarkannya melalui pasar dalam jaringan yakni Bukalapak.


Dari usahanya tersebut, Arie meraup keuntungan Rp3.000.000 hingga Rp5.000.000 per bulan. Namun, saat rutin mengikuti pameran, Arie mampu meraup Rp10.000.000 dalam sebulan.




Proses produksi

Kecintaannya terhadap seni membuat Arie mampu menghasilkan produk kerajinan apa saja dari bahan baku yang tersedia di sekitar lingkungannya, salah satunya adalah limbah kayu.

Limbah kayu menjadi salah satu bahan utama dalam membuat kerajinan yang diproduksi Arie.


“Saya mendapat bahan baku kayu dari limbah pabrik mainan kayu yang cacat, bolong, lecet, itu kita manfaatkan jadi kerajinan,” kata Arie.


Selain itu, Arie juga mendapatkan limbah kayu dari pohon-pohon yang tumbang dan sisa sisa bekas taman yang tengah dirapihkan.


Menurut dia, tidak ada kriteria khusus dalam memilih kayu yang akan dijadikannya kerajinan. Ia justru menggali inspirasi dari kayu-kayu yang ia kumpulkan.


Selain kayu limbah, Arie juga menggunakan beberapa jenis kayu baru untuk mendukung produksinya, seperti kayu jatibelanda dan NDF.


Setelah dibersihkan dan diberi warna sesuai keinginan, Arie kemudian mempersiapkan cat akrilik untuk menorehkannya di atas kayu membentuk berbagai macam gambar, mulai dari superhero, kartun anak, motif polkadot, wajah personel band ternama hingga tulisan-tulisan yang memiliki makna.


“Inspirasi menggambarnya spontanitas dari ide dan pikiran saya. Kadang saya browsing internet juga, melihat gambar apa yang sedang hits dan menarik,” ungkap Arie.


Selain itu, Arie juga kerap menerima pesanan gambar khusus yang akan dijadikan buah tangan, souvenir, hadiah, atau oleh-oleh untuk orang terdekat. Dalam hal ini, pemesan tinggal mendiskusikannya kepada Arie.


Mengingat menggambar adalah pekerjaan seni, suasana menjadi penentu yang paling dominan dalam hal ini. Ketika suasana hati sedang baik, Arie mampu melukis di atas 3-4 buah talenan dalam sehari.


“Jadi bahan bakunya semua dari dalam negeri, lebih mudah didapat. Sejauh ini saya belum mendapat kesulitan untuk mendapatkan bahan baku,” pungkasnya.


Saat ini, pria berkacamata ini dibantu seorang teman yang memiliki jiwa seni yang sama untuk memproduksi berbagai produk yang dijajakan di Art Rock. Menariknya, Arie memiliki mimpi untuk merangkul teman-temannya yang beberapa terlibat kasus narkoba, untuk ikut berkreasi bersamanya di Art Rock.


“Itu mimpi saya. Saya ingin teman-teman yang pengguna narkoba bisa ikut memproduksi ini. Jadi mereka punya kegiatan positif, menghasilkan uang dan lama-kelamaan bisa meninggalkan keburukannya,” tukas Arie.





Pengembangan IKM

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, memiliki cara menumbuhkan 20.000 pengusaha IKM pada 2025 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).


"Untuk mewujudkannya, salah satunya dilakukan pelatihan-pelatihan, yang akan didorong melalui e-smart IKM," kata dia, di Jakarta, Rabu.


Menurut dia, IKM yang beroperasi di Indonesia saat ini didominasi oleh IKM kerajinan, mode dan mebel. 


Untuk itu, pemerintah terus meningkatkan infrastruktur sebagai penunjang perluasan pasar secara maksimal. 


Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKM telah membuat infrastruktur sarana perluasan pasar melalui program e-Smart IKM yang nantinya akan menjadi “Virtual Sentra IKM” yang akan meningkatkan daya saing produk serta mempermudah akses pasar dalam negeri maupun global.


“Program e-commerce ini diproyeksikan akan membuat IKM semakin kuat karena di dalamnya terdapat sistem yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Diharapkan maraknya produk impor yang beredar melalui pasar online bisa digantikan oleh produk lokal e-Smart IKM. Semoga produk IKM dalam negeri dapat memperluas pasarnya serta dikenal oleh masyarakat nasional maupun internasional,” tutur Direktur Jenderal IKM Gati Wibawaningsih.


Dalam program perluasan akses pasar IKM, Ditjen IKM juga terus memfasilitasi IKM melalui pameran yang digelar rutin di area Kemenperin dan di luar area Kemenperin.


Pertumbukan IKM terus mengalami peningkatan angka positif, diketahui jumlah unit usaha IKM terus meningkat pada 2015 yang berada pada angka 3,68 juta, meningkat menjadi 4,41 juta pada 2016 dan pada 2017 triwulan II mencapai 4,59 juta unit usaha. 


Nilai tambah IKM dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2015 nilai tambah IKM mencapai Rp439,86 triliun, pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp510,88 triliun, pada 2017 triwulan II mencapai Rp540,88 triliun.


Selain itu, dalam meningkatkan daya saing IKM di ASEAN, kompetensi tenaga kerja juga perlu terus ditingkatkan kompetensinya agar produktifitas meningkat. 


Dalam hal ini Kemenperin melaksanakan program pendidikan dan pelatihan kejuruan. Program ini bertujuan membangun pendidikan kejuruan yang memiliki konsep link and match antara pelaku industri dengan SMK. 

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018