Sudah selayaknya Darmasiswa bagi mahasiswa China ditambah, bukan malah dikurangi."
Nanning, Guangxi (ANTARA News) - Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing Priyanto Wibowo mengusulkan penambahan kuota program Darmasiswa untuk para mahasiswa China kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

"Sudah selayaknya Darmasiswa bagi mahasiswa China ditambah, bukan malah dikurangi," katanya kepada Antara di Nanning, Provinsi Guangxi, Jumat.

Program beasiswa belajar Bahasa Indonesia selama 12 bulan dari Kemendikbud RI untuk para pelajar dari China pada tahun ini dijatah hanya 16 orang.

Pada 2017 China mendapatkan kuota 25 orang dan setahun sebelumnya 30 orang.

Beberapa tahun yang lalu China sempat mendapatkan jatah beasiswa untuk 70 orang. "Saya tidak tahu kenapa makin lama justru makin berkurang?" tanya Priyanto.

Padahal menurut dia, saat ini terdapat 11 unit perguruan tinggi di seluruh pelosok daratan Tiongkok yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia.

Selain itu Atdik KBRI Beijing juga sedang gencar-gencarnya mendorong sejumlah perguruan tinggi lain di China untuk membuka jurusan Bahasa Indonesia agar bisa mengimbangi jurusan Bahasa Melayu yang lebih dulu ada.

Tim Atdik KBRI Beijing dan Konsulat Jenderal RI di Guangzhou menggelar tes kepada para pelamar program Darmasiswa di Kunming (Provinsi Yunnan), Guangzhou (Provinsi Guangdong), dan Nanning (Provinsi Guangxi) dalam sepekan terakhir.

Seleksi berupa wawancara juga dilakukan Atdik Beijing kepada para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Xi`an, Provinsi Shaanxi.

Selanjutnya seleksi juga akan digelar di beberapa kota lain, seperti Tianjin, Shanghai, dan Beijing.

Ratusan mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dari berbagai perguruan tinggi di China itu antusias mengikuti seleksi program Darmasiswa itu agar bisa memperdalam Bahasa Indonesia di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia selama satu tahun.

Sejumlah perguruan tinggi yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Surabaya menjadi tujuan favorit para mahasiswa di China untuk memperdalam Bahasa Indonesianya.

Selain itu, Aceh, Padang, dan Lampung juga menjadi tujuan alternatif para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di China.

"Kalau melihat antusiasme mereka untuk ikut seleksi, sangat tidak sebanding dengan jatah yang diberikan oleh Kemendikbud. Kami berharap tahun-tahun mendatang jatahnya ditambah karena manfaat dari program itu untuk mahasiswa di China sudah terlihat. Apalagi hubungan kemitraan Indonesia-China makin lama juga makin meningkat," kata Priyanto.

Beberapa alumni Darmasiswa di China sejauh ini ada yang mengajar Bahasa Indonesia di sejumlah perguruan tinggi terkemuka dan menjadi wartawan atau editor di media resmi pemerintah setempat.

"Selain memperdalam Bahasa Indonesia, kami juga bisa berbaur dengan masyarakat setempat dan tentu saja mengenali budaya Nusantara yang sangat beragam," kata Kristina, pengajar Bahasa Indonesia di Guangxi University for Nationalities di Nanning yang pernah meraih Darmasiswa untuk belajar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018