Dubai (ANTARA News) - Rival Teluk, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA), saling lempar tuduhan berkenaan dengan pengaduan Doha bahwa sebuah pesawat tempur Emirat melanggar wilayah udaranya.

Qatar, yang menghadapi boikot dari negara-negara Arab termasuk UEA sejak Juni tahun lalu, menyatakan mereka telah melayangkan protes ke Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pelanggaran yang diduga dilakukan 21 Desember.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan di akun Twitter mereka bahwa mereka memberi tahu sekretaris jenderal PBB dan presiden Dewan Keamanan bahwa pesawat tempur UEA "terbang di atas zona ekonomi eksklusif Qatar" selama satu menit.

Kementerian mengatakan "bahwa pesawat UEA itu memasuki wilayah udara Negara Qatar tanpa pemberitahuan atau persetujuan sebelumnya dari otoritas yang kompeten di Qatar".

Mereka menyebut insiden itu "pelanggaran menyolok terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Negara Qatar, serta pelanggaran menyolok terhadap ketetuan hukum, konvensi, piagam dan norma internasional.”

UEA langsung membantah tuduhan tersebut.

"Pengaduan Qatar mengenai pelanggaran Emirat di wilayah udaranya tidak benar dan membingungkan," kata Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash di Twitter.

"Kami sedang berupaya merespons secara resmi dengan bukti. Apa yang kami lihat adalah sebuah eskalasi dan tidak bisa dibenarkan," katanya.

"Apa yang terjadi di bawah meja sekarang terbuka," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Ketegangan telah meningkat di Teluk sejak Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan semua hubungan dengan Qatar pada Juni, mengisolasi emirat itu di Teluk yang kaya minyak.

Keempat negara itu menuduh Doha mendukung ekstremis Islam dan terlalu dekat dengan negara Syiah, Iran, yang merupakan musuh bebuyutan Saudi. Mereka sudah melarang semua penerbangan menuju dan dari Doha dan memotong semua hubungan perdagangan.

Qatar membantah tuduhan itu, menyatakan bahwa blok itu ingin menghasut perubahan rezim di Doha. (mu)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018