Jenewa (ANTARA News) - Banyak anak Palestina memerlukan perawatan kesehatan mendesak, di antara lebih dari 1.400 pengungsi Palestina terperangkap di perbatasan Irak-Suriah, sesudah lari dari Baghdad, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), Selasa. Dua anak-anak memerlukan pengobatan kanker, satu pemuda akan kehilangan satu kakinya akibat kelainan darah, dan satu lagi perlu pembedahan untuk lubang di jantungnya, kata regu kesehatan UNHCR tentang temuannya dalam kunjungannya ke perkampungan Waleed. Kanada hingga kini merupakan satu-satunya negara penanggap seruan menerima pengungsi, yang tak satu pun di antaranya merasa bisa kembali ke Bagdad. "Kami kelihatannya menjadi suara di hutan belantara, karena tak seorang pun mendengarkan," kata wanita jurubicara UNHCR Jennifer Pagonis, "Keadaan pengungsi itu memburuk dari hari ke hari." Brasil pada September dijadwalkan menerima 100 pengungsi Palestina, yang lari dari perang Irak dan sekarang ditampung di perkampungan di Yordania, kata pemerintah pekan lalu, bertepatan dengan Hari Pengungsi Dunia. Mereka kini ditampung di perkampungan Ruweished, dekat perbatasan Jordania-Irak. Pengungsi itu akan mendapatkan syarat resmi dan rencana perjalanan ditangani kantor Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), kata pernyataan UNHCR. "Ini keputusan kemanusiaan pemerintah Brasil, yang disetujui dengan suara bulat oleh Komite Nasional untuk Pengungsi (Conare) pada 25 Mei," kata wanita jurubicara Nara da Conceicao Silva dalam pernyataan UNHCR. Di Brasil, pengungsi itu tidak akan dijadikan sasaran pembedaan akibat kesetiaan mereka, asal, bangsa dan cara hidup mereka, kata Ketua Conare Luiz Paulo Barreto. Kendati demikian, tambahnya, mereka akan menyadari betapa sulit kemungkinan pekerjaan dan kenyataan lain, yang akan mereka hadapi di Brasil. Orang Palestina di Irak saat pendudukan pimpinan Amerika Serikat pada 2003 sering menjadi sasaran penculikan, penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang oleh kelompok bersenjata. Banyak di antara mereka lari ke Yordania dan Suriah, tempat mereka ditampung di perkampungan di dekat perbatasan dengan Irak. UNHCR memperkirakan sekitar 186 pengungsi Palestina di Irak tewas sejak perang Irak dimulai. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada ahir tahun lalu memperkirakan jumlah pengungsi dunia mendekati 10 juta dan 1,5 juta di antaranya tinggal di Irak. Conare menyatakan, Brasil telah menjadi rumah bagi hampir 3.400 pengungsi dari 69 negara, 78 persen dari Afrika dan kelompok terbesar adalah dari Angola (1.684 orang). Adalah mustahil memberi perawatan kesehatan memadai di perkampungan perbatasan tercemar ular dan kalajengking tanpa persediaan air bersih, kebersihan dan perlindungan. Pada pekan lalu, kelompok bersenjata meminta perbekalan dari pengungsi tersebut. UNHCR mengulangi seruan kepada masyarakat antarbangsa untuk menolong ke-15.000 orang Palestina, yang masih berada di Irak. kekerasan di Irak merupakan penyebab utama peningkatan tajam jumlah pengungsi dunia, yang mencapai hampir sepuluh juta orang pada ahir 2006, kata badan pengungsi PBB pekan lalu. Sejumlah 4,3 juta orang Palestina mengungsi di Yordania, Libanon, Suriah dan wilayah Palestina, yang diduduki Israel, yang termasuk mandat lembaga terpisah, Badan Pertolongan dan Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA), demikian laporan Kantor Berita Jerman (DPA). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007