"Di babak kedua tekanan Medan mulai mengendur dan kita mampu memanfaatkan pertahanan mereka yang mulai longgar dan pemain mampu memanfaatkan peluang tersebut," ujar Rahmad usai pertandingan, Jumat.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sriwijaya keluar sebagai pemenang dengan menekuk PSMS Medan 2-0.
Menurut Rahmad, PSMS bermain di luar ekspektasi dan sempat mengecoh taktik yang diterapkan Laskar Wong Kito. Mereka langsung menyerang dan tanpa bermain menunggu seperti ketika pertandingan sebelumnya.
Hal ini membuat pemain Sriwijaya terpaksa harus beradaptasi mengikuti gaya permainan anak-anak asuh Djadjang Nurdjaman. Strategi ini pun membuat pemain Sriwijaya kesulitan dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan.
"Medan punya empat peluang emas, tapi semua tidak menghasilkan gol," katanya.
Namun pada babak kedua, Sriwijaya mampu mengendalikan permainan dengan memaksimalkan kelengahan para pemain PSMS. Hasilnya, dua gol tercipta melalui kesalahan Samuel Batuara dan gol penalti Makan Konate.
Sementara itu, pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman mengakui, kekalahan ini murni merupakan kesalahan permainan anak asuhnya.
Pada babak kedua, kata dia, PSMS selalu kehilangan konsentrasi sehingga membuat Sriwijaya dengan mudah mengorganisasi serangan.
"Secara umum kami tidak dalam kondisi prima, tiga pemain offday (absen bertanding). Dua gol tercipta dari kurangnya konsentrasi," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018