Tidak hanya terjadi di Indonesia saja."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengajak wisatawan untuk menikmati indahnya fenomena langka gerhana bulan total di Indonesia.

"Kita sarankan untuk menikmati fenomena ini di Indonesia," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Fenomena langka tersebut, menurut dia, bisa disaksikan di berbagai titik di seluruh Indonesia.

Dengan begitu, ia menilai, wisatawan memiliki lebih banyak peluang dan kesempatan untuk menikmati fenomena gerhana bulan total di Indonesia.

"Fenomenanya sangat istimewa karena di sini gerhana bulan total dilengkapi dengan tiga hal," katanya.

Hal pertama, dikemukakannya, terjadi fenomena supermoon karena bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi (perigee), sehingga tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya.

Kemudian, fenomena blue moon julukan bagi purnama yang muncul kedua kalinya dalam satu bulan kalender.

Pada 31 Januari 2018  akan terjadi gerhana bulan, yaitu peristiwa ketika matahari, bumi dan bulan berada pada garis sejajar.

Bulan akan ditutupi bayangan bumi sehingga membuatnya tampak kemerahan seperti darah, sehingga disebut fenomena blood moon.

Fenomena itu disebabkan sinar matahari menembus atmosfer bumi sebelum sampai ke bulan. Gas-gas di atmosfer lalu menyebarkan cahaya biru dan meloloskan cahaya merah.

Ketiga fenomena tersebut secara bersamaan merupakan kejadian langka, dan terakhir kali terjadi 152 tahun lalu.


Meski demikian, Arief Yahya mengemukakan tidak menggelar acara khusus besar-besaran sebagaimana yang pernah dilakukan saat terjadi fenomena gerhana matahari total pada Maret 2016.

Ketika itu, pihaknya menggelar event Pesona Gerhana Matahari Total di 12 wilayah di Indonesia yang dilewati oleh gerhana matahari total, yakni di Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

"Kenapa dulu saya besar-besaran ketika gerhana matahari total? Karena, itu eksklusif hanya di 12 titik di Indonesia. Kalau ini di seluruh Indonesia," katanya.

Ia juga menjelaskan fenomena gerhana bulan total tidak secara signifikan mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia karena dapat diamati di bagian lain dunia, selain di Indonesia.

"Tidak hanya terjadi di Indonesia saja," demikian Arief Yahya.


Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018