Jakarta (ANTARA News) - Ilustrasi sampul buku Harry Potter versi Indonesia karya Nicholas F Chandrawienata termasuk dalam 10 besar terbaik sampul fiksi populer karangan penulis Inggris JK Rowling itu.

Dengan gaya ilustrasi yang cenderung ramai, Nicholas memilih untuk menonjolkan makhluk-makhluk fantastis di dunia sihir Harry Potter seperti burung hantu, burung phoenix, hippogriff, naga, thestral, manusia serigala, dan ular.

"Konsep awalnya saya ingin mengedepankan tema inti Harry Potter yaitu sihirnya, yang justru jarang dipakai orang untuk dijadikan ilustrasi sampul," ujar Nicholas dalam Malam Buku Harry Potter di Jakarta, Kamis malam.

Pilihan tersebut justru membedakan karya Nic, demikian sapaan pemuda 28 tahun itu, dengan ilustrasi sampul buku Harry Potter lainnya yang lebih banyak menonjolkan karakter Harry serta dua sahabatnya, Ron Weasley dan Herminone Granger.

Nic mengaku harus melakukan riset untuk melihat ilustrasi sampul dari berbagai negara sebelum membuat desain ilustrasinya sendiri.

Menurut dia, yang paling menantang adalah menggambar sampul buku pertama dengan judul "Harry Potter dan Batu Bertuah" karena berulang kali ia harus mematangkan ide dan berdiskusi dengan pihak penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (GPU).

Untuk sampul buku pertama itu Nic berusaha memasukkan elemen ke-Indonesia-an dengan menggunakan warna coklat muda, terinspirasi dari warna kain batik khas Indonesia.

"Pengaruh lain pastinya datang dari buku dan filmnya juga," tutur Nic.

Penggemar kisah Harry Potter ini merasa bangga karyanya bisa diapresiasi secara internasional, bahkan dipajang di The British Library, London, sebagai salah satu ilustrasi sampul Harry Potter terbaik dunia.

Menurut dia, Harry Potter adalah salah satu novel terbaik yang bisa dinikmati oleh berbagai usia dan kalangan.

"Ide untuk mengemas kisah ini dalam tujuh buku berseri dan banyak disukai orang dari berbagai negara itu sangat hebat," tutur Nic.

Inisiatif untuk mencetak kembali buku Harry Potter versi Indonesia dengan sampul baru datang dari editor GPU Dini Pandia, demi menjawab permintaan banyak penggemar buku tersebut di Tanah Air.

Sebelumnya, buku Harry Potter versi terjemahan Indonesia menggunakan ilustrasi sampul skolastik yang diadaptasi dari Amerika Serikat.

"Saya usulkan dengan agennya Rowling untuk menerbitkan Harry Potter dengan sampul Indonesia. Selain lebih eksklusif, ini akan menjadi kebanggan tersendiri buat kita orang Indonesia," kata dia.

Keputusan untuk memilih Nic sebagai ilustrator sampul Harry Potter versi Indonesia pun bukan tanpa alasan. Dari beberapa kali pengalaman bekerjasama dengan Nic, Dini melihat bahwa pemuda lulusan jurusan animasi LaSalle College Singapura itu sangat berbakat untuk menciptakan gambar bertema fantasi.

"Saya pernah meminta dia membuat sampul untuk sebuah buku, juga buku mewarnai berjudul `Fantasia`. Buku itu sangat populer bahkan terjual hingga China dan Amerika," kata Dini.

Dari kerja sama itulah terlahir tujuh ilustrasi sampul buku Harry Potter yang masing-masing menonjolkan Hedwig, burung hantu peliharaan Harry untuk buku pertama "Harry Potter dan Batu Bertuah"; Fawkes, burung phoenix peliharaan Kepala Sekolah Sihir Hogwarts Albus Dumbledore untuk buku kedua "Harry Potter dan Kamar Rahasia"; Buckbeak, seekor hippogriff peliharaan Rubeus Hagrid untuk buku ketiga "Harry Potter dan Tawanan Azkaban".

Selanjutnya, naga yang menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi Harry dalam Turnamen Triwizard dalam kisah buku keempat "Harry Potter dan Piala Api"; thestral atau kuda bersayap dengan kerangka tubuh dan wajah berfitur reptil, yang hanya bisa dilihat oleh seseorang yang telah melihat kematian untuk buku kelima "Harry Potter dan Orde Phoenix"; Fenrir Greyback, manusia serigala anggota Pelahap Maut yakni pengikut setia Voldemort untuk buku keenam "Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran"; serta Nagini, ular peliharaan Voldemort untuk buku ketujuh "Harry Potter dan Relikui Kematian".

PT GPU telah mencetak masing-masing 3.000 eksemplar untuk buku pertama hingga ketiga, yang sudah habis di pasaran dan saat ini telah memasuki cetakan kedua.

Sementara untuk buku keempat hingga ketujuh dicetak masing-masing sebanyak 4.000 eksemplar.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018