Denpasar (ANTARA News) - Cuaca buruk yang melanda wilayah Bali dalam beberapa hari ini, belum sampai pada tingkatan mengganggu operasional penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar di Tuban, Kabupaten Badung. "Walaupun terjadi pertumbuhan awan dan hujan, disertai tiupan angin kencang, berdasarkan prakiraan cuaca, tapi tingkatannya belum sampai mengganggu operasional penerbangan di Ngurah Rai," kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah III Denpasar, Ir H Sutrisno MSi di Tuban, Jumat. Dihubungi ANTARA News dari Denpasar, disebutkannya bahwa dari analisis parameter-parameter cuaca terkini, pertumbuhan awan dan hujan berpeluang terjadi di Selat Karimata, Laut Jawa, perairan Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Laut Bali dan perairan Maluku. Angin di wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) umumnya bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan berkisar 10-20 knot. Hanya di Laut Timor dan Samudera Indonesia selatan Nusra secara spesifik kecepatan anginnya diperkirakan lebih kuat, yakni mencapai 23 knot. Berdasarkan kondisi tersebut, katanya, maka diperkirakan tingkat kegelapan mendung dan kondisi awan serta tingkat curah hujan maupun kecepatan angin di Bali, khususnya sekitar Bandara Ngurah Rai, masih aman untuk operasional penerbangan. Kawasan sekitar Pulau Bali dilanda hujan deras sejak Rabu (27/6) dini hari, bertepatan menyambut datangnya Hari Suci Galungan yang merupakan hari raya terbesar umat Hindu di Pulau Dewata. Dalam tiga hari ini, matahari hanya sesekali memancarkan sinarnya, selebihnya langit dalam kondisi gelap diselimuti mendung tebal, sementara angin seringkali bertiup lebih kencang dari biasanya. Menurut Sutrisno, berdasarkan prakiraan justru kawasan perairan laut yang harus lebih diwaspadai oleh nelayan dan kalangan pelayaran lainnya. Hal ini karena gelombang tinggi berkisar 2-4 meter atau bahkan lebih dari itu, berpeluang melanda kawasan Laut Banda, Laut Aru, Laut Arafura, Laut Timor, Laut Suwu, Samudera Hindia selatan Jawa, Bali, sampai selatan Nusra. "Kalau untuk penerbangan masih aman, sebaliknya gelombang tinggi perlu lebih diwaspadai para nelayan dan pihak pelayaran atau wisatawan yang melakukan perjalanan di samudera," ujarnya. Untuk perairan Selat Bali dan Selat Lombok tinggi gelombang berkisar 1-2 meter, sehingga juga sudah harus mulai diwaspadai pihak ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) di lintasan Ketapang-Gilimanuk maupun Padangbai-Lembar.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007