Ambon (ANTARA News) - Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pdt. John Ruhulesin, meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku dan "aktor intelektual" di balik "tarian liar" yang diperagakan simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) saat peringatan Harganas ke-XIV yang dihadiri Presiden SBY di lapangan Merdeka Ambon, Jumat pagi. "Saya minta aparat keamanan harus mencari hingga ke 'akar-akar' siapa sesungguhnya "aktor intelektual" yang merancang 'tarian liar' sehingga mengagetkan Kepala Negara dan aparat keamanan, baik TNI maupun Polri ketika secara serentak memperagakan tarian cakalele (perang-red) disaksikan ribuan orang," katanya di Ambon, Sabtu. BPH Sinode GPM Pdt Ruhulesin sebagai pimpinan tertinggi gereja Protestan di Maluku menginginkan aparat keamanan menegakkan hukum dengan mengusut tuntas "aktor intelektual" di balik upaya memecah belah keutuhan NKRI, sekaligus perdamaian yang dirajut orang Maluku tanpa melihat agama, suku maupun golongan. "Pemerintah melalui aparat keamanan harus sesegera mungkin melakukan proses hukum terhadap pelaku 'tarian liar' dan mengungkap 'aktor intelektual' yang pastinya menyusun skenario matang sehingga masalah ini tidak dialihkan ke persoalan agama," pintanya. Kasus "tarian liar" ini sebenarnya, menurut dia, merupakan politis kriminal yang pengungkapannya harus melalui jalur hukum. Ia pun mengajak umat Kristen di Maluku agar menyikapinya secara tenang dan tidak emosional. "Marilah kita fokuskan tangggung jawab bersama antara umat Kristen maupun Islam di Maluku dalam komitmen ikatan persaudaraan memerangi aksi-aksi provokasi yang berupaya mendiskreditkan keutuhan NKRI, sekaligus rajutan perdamaian di daerah ini dengan belajar dari 'pengalaman pahit' konflik sosial sejak tahun 1999 lalu," ujarnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007