Cirebon (ANTARA News) - Ketua PB Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Agil Siradj mengaku heran ada pihak yang melarang acara Haul Sayidina Husein apalagi kemudian dihubungkan dengan aliran Syiah.

"Haul Sayidina Husein yang memperingati tragedi di Karbala sebuah tragedi kemanusiaan yang tidak hanya boleh diklaim sebagai milik Syiah tetapi juga milik umat Islam tanpa mengenal Mahzabnya dan milik umat manusia," katanya usai memberikan ceramah pada Haul Sayidina Husein di Keraton Kasepuhan Cirebon, Kamis dinihari.

Ia juga mengingatkan, peristiwa yang menewaskan 18 keluarga Rasulullah dan 54 sahabat Rosulullah oleh pasukan Muawiyah pada tahun 70 Hijriah merupakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa.

"Kalau saja saat itu ada badan dunia seperti PBB, pasti akan dikutuk seluruh manusia di dunia," kata Kyai dari Pesantren Gedongan, Kabupaten Cirebon itu.

Ia juga menyangkan orang yang menganggap Syiah bukan Islam karena sebenarnya Syiah merupakan salah satu sekte dari agama Islam dan sejarah telah mencatat pemimpin Syiah yang membangun berbagai negeri seperti Yaman, Maroko dan Mesir.

"Ada sepuluh raja di Mesir yang beraliran Syiah termasuk yang membangun Kota Kairo, jadi itu sebuah sejarah yang tidak bisa dinafikan," katanya.

Bahkan ia menegaskan, Nahdlatul Ulama juga mengambil beberapa hal yang dipraktekkan Syiah seperti tawasulan dan salawatan.

"Saya jadi aneh kalau ada orang yang berpandangan sempit bahwa memperingati peristiwa Karbala sebagai sebuah aliran Syiah," katanya yang datang di lokasi acara pada sekitar pukul 21.00 WIB.

Sebelumnya pada ceramah dihadapan ribuan warga nahdiyin, KH Said Agil Siraj mengatakan, jamaah hendaknya memaafkan mereka yang telah memindahkan acara dari rencana semua di Islamic Centre Kota Cirebon menjadi Keraton Kasepuhan.

"Yang menghalangi acara ini semoga diampuni Allah, dan semoga di masa yang akan datang tidak ada lagi orang yang mencurigai acara Haul Sayidina Husein. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga tidak ada masalah," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolresta Cirebon AKBP Ary Laksmana Wijaya sempat meminta panitia untuk membubarkan Haul Sayidina Husein di Keraton Kasepuhan Cirebon dengan pembicara Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Agil Siraj itu.

Menurut Kapolresta yang datang di Keraton Kasepuhan, acara itu perlu dibubarkan karena panitia telah dianggap menipu pihak kepolisian karena dalam ajuan ijin mencantumkan Peringatan Tahun Baru Islam, namun dalam pelaksanaannya acara yang digelar adalah Haul Sayidina Husein yang tidak lain cucu Nabi Muhammad SAW.

"Saya juga sudah mengontak Pangeran Arief Natadiningrat (putra Mahkota Keraton Kasepuhan) yang juga mengaku jika izin panitia hanya Peringatan Satu Muharam, dan pihak Keraton meminta agar acara itu dibubarkan," katanya sambil menunjukkan surat dari Pangeran Nasfudin dari Keraton Kasepuhan.

Menurut Kapolresta, dirinya sudah membuat surat kepada panitia bahwa acara seperti itu tidak bisa digelar di Kota Cirebon, dan hal itu juga atas desakan dari Pengurus Islamic Centre Kota Cirebon dan MUI Kota Cirebon.

"Untuk menjaga kondusifitas Kota Cirebon, saya buat surat itu, karena dari Islamic Centre dan MUI juga datang kepada saya," katanya.

Namun, berdasarkan pantauan ANTARA, acara tersebut justru dibuka oleh Ketua MUI Kota Cirebon KH Mahfud Bakrie yang sempat mengucapkan terima kasih atas kesediaan Sultan Kasepuhan mengizinkan acara haul digelar.

Seperti diberitakan sebelumnya Haul Sayyidina Husein ra yang sebelumnya ditolak pengelola Islamic Center Kota Cirebon akhirnya dipindahkan ke Keraton Kasepuhan dan tetap berlangsung Rabu malam.

Amran, Ketua Pengurus Islamic Center Kota Cirebon mengungkapkan Haul Sayyidina Husein itu belum pernah dilakukan dan tidak pernah ada di Cirebon. "Haul ini pun identik dengan Syiah," katanya.

Dede Muharam, Sekretaris pengurus Islamic Center juga sependapat bahwa panitia Haul memperalat anak-anak muda yang tergabung dalam PMII untuk menyelenggarakan acara yang berbau aliran Syiah.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009