Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah tipis sebesar tiga poin menjadi Rp13.543 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.540 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali bergerak dalam area negatif meski relatif terbatas.

"Dari dalam negeri masih terdapat sentimen positif mengenai ekonomi nasional. Namun, belum cukup kuat mengangkat laju rupiah, sebagian pelaku pasar masih cenderung `wait and see`," katanya.

Ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia yang optimistis fundamental perekonomian Indonesia akan terus membaik sehingga investasi langsung luar negeri (foreign direct investment/FDI) pada 2018 masih akan deras diharapkan dapat menopang rupiah ke depannya.

"BI akan lebih mengandalkan kebijakan makroprudensialnya dan instrumen non-bunga untuk memacu pemulihan pertumbuhan ekonomi kita," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Kementerian Keuangan juga memastikan bahwa Indonesia akan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah terjalin baik dengan mempertahankan stabilitas kinerja dari APBN.

Ia menambahkan, harga minyak mentah dunia yang kembali melemah juga turut menahan laju mata uang rupiah. Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (7/2) turun 0,28 persen ke posisi 63,21 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude melemah 0,04 persen ke 66,83 dolar AS per barel.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.533 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.578 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018