Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah , Senin pagi, naik mendekati level Rp9.000 per dolar AS menjadi Rp9.013/9.020 dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu Rp9.015/9.051 per dolar AS atau naik dua poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih berspukulasi membeli rupiah ketimbang dolar AS, meski di pasar regional mata uang asing itu menguat terhadap yen. "Kami optimis terhadap rupiah akan kembali menguat mencapai level Rp9.000 per dolar AS, apabila sentimen positif masih berlanjut," katanya. Dikatakannya rupiah sebenarnya berpeluang untuk naik lebih tinggi, karena pelaku asing memperkirakan bank sentral Jepang (BoJ) akan segera menaikkan suku bunganya. "Kami memperkirakan BoJ akan melakukan pengetatan kredit pada Agustus nanti, karena itu diperlukan tingkat suku bunga yang tinggi," katanya. BoJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari 0,50 persen menjadi 0,75 persen atau sebesar 25 basis poin, ujarnya. Rupiah, lanjutnya, akan mendapat sentimen positif dengan kenaikan suku bunga Jepang, karena yen juga akan bergerak naik. Yen saat ini merosot terhadap dolar AS, karena pelaku mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga itu, ucapnya. Menurut dia, rupiah pada sore nanti diperkirakan akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, karena potensi ke arah sana cukup besar. Apalagi situasi di dalam negeri cukup aman baik yang mendorong pelaku lokal cenderung untuk membeli kembali rupiah, katanya. Mengenai yen, ia mengatakan, dolar AS menguat terhadap yen menjadi 123,28, euro terhadap dolar AS menjadi 1,3535 dari sebelumnya 1,3540. Yen merosot terhadap dolar, karena Survei sentimen busines Tankan Boj yang memperkirakan akan segera menaikkan suku bunga itu, demikian Edwin. (*)

Copyright © ANTARA 2007