Jakarta (ANTARA News) - Seaweed International Business Forum and Exhibition atau Forum dan Pameran Bisnis Rumput Laut Internasional akan digelar di Sanur, Denpasar Bali pada 29 Oktober-1 November 2007. Menurut Ketua Indonesian Seaweed Society (ISS), Prof Dr Jana Anggadiredja, di Jakarta, Senin, ratusan anggota delegasi di sektor rumput laut lokal dan internasional diharapkan bisa berkumpul dalam forum ini. Mereka adalah penghasil rumput laut, pelaku proses, pedagang, pembeli, investor, pembuat kebijakan, penyuplai hingga pendukung di sektor rumput laut. "Indonesia yang memiliki lautan luas dan garis pantai terpanjang kedua sangat potensial dalam pembudidayaan rumput laut untuk diekspor yang meningkatkan devisa dan meningkatkan kesejahteraan nelayan," kata Deputi BPPT bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam itu. Sementara itu, rumput laut dapat dimanfaatkan selain sebagai makanan, juga menjadi bahan baku berbagai produk, karena terdapat sedikitnya 150 jenis produk menggunakan zat yang ada di rumput laut, misalnya pengharum ruangan, serta pasta gigi. Sayangnya meski potensi laut sangat besar, namun Indonesia belum menjadi produsen rumput laut utama. Urutan produsen rumput laut terbesar adalah Chili, Maroko dan Filipina, baru di peringkat empat Indonesia berkontribusi menghasilkan rumput laut sebanyak 96 ribu ton per tahun. Topik yang dijadwalkan akan dipresentasikan pada forum yang didukung oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dan BPPT itu antara lain, tentang pengembangan industri, teknik budidaya rumput laut, dan pengolahannya. Selain itu juga membahas aplikasi hidrokoloid zat yang ada pada rumput laut sebagai makanan, kosmetik, obat herbal, serta topik tentang taksonomi dan rekayasa genetika, hingga rumput laut sebagai makanan tradisional. Indonesian Seaweed Society (ISS) sendiri, ujarnya, merupakan perhimpunan orang yang peduli terhadap perkembangan industri rumput laut di Indonesia dan bertekad memajukannya sebagai upaya peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. ISS juga bermaksud memacu produktivitas rumput laut dan kualitasnya, dengan membangun data basenya, membangun jaringan informasi antara pelaku bisnis, akademisi dan pemerintah, serta jaringan pasarnya sehingga mampu bersaing di pasar global. (*)

Copyright © ANTARA 2007