Hanoi (ANTARA News) - Tuan rumah Vietnam tidak pernah bertanding di tingkat Piala Asia hampir 50 tahun dan sadar mereka harus mendapat poin dalam grup yang juga terdapat juara bertahan Jepang dan tim dari negara Teluk UEA dan Qatar. Striker semampai Le Cong Vinh, pemain Vietnam terbaik tahun ini menjadi andalan mereka. Pemain berusia 21 tahun itu tampil sebagai pemain terbaik Vietnam sejak Le Huynh Duc dan dia mengalami masa keemasan sejak memulai debut pada 2004, muncul dari sebelumnya remaja tak dikenal menjadi striker terkemuka negeri itu. Dia amat berambisi segera mewujudkan cita-citanya menjadikan Vietnam sebagai tim baru yang diperhitungkan di Pialas Asia.. "Inilah waktunya bagi kita bermain untuk negara dalam kompetisi seperti itu dan kami akan memberikan 100 persen guna membangun citra sepak bola Vietnam," katanya kepada AFP. Sementara tekad Cong Vinh mengagumkan, berbagai kalangan berharap Vietnam akan lebih menonjol di tingkat grup, meski kemenangan 5-3 atas Bahrain Sabtu cukup meningkatkan moral. Pelatih asal Austria mereka, Alfred Riedl, memasukkan 12 pemain dari tim Olimpiade negeri itu ke dalam tim kendati dia mengakui peluang mereka tidaklah besar. "Jepang, Qatar dan UEA lebih baik dari Vietnam dari segala aspek, jadi peluang Vietnam untuk melaju ke putaran berikut tidaklah besar," kata mantan pemain internasional itu yang pernah melatih di seluruh dunia. "Tapi gaya bermain yang bagus dan memperlihatkan kemajuan akan memuaskan para pengemar." Persiapan mereka juga tidak sempurna antara lain karena Riedl yang berusia 57 yahun, terpaksa kembali ke negaranya selama dua bulan untuk operasi pencangkokan ginjal. Dia begitu terkenal dan dicintai di Vietnam, dimana dalam masa jabatan ketiganya selaku pelatih, lebih daro 80 fans Vietnam menawarkan untuk menyumbangkan ginjal mereka. Salah satu dari mereka kebetulan cocok sehingga memberi kehidupan baru bagi Riedl. Dia kembali ke Vietnam pada pertengahan April dan mengattakan dia dalam keadaan baik, namun cukup realistis untuk mengetahui timnya harus bekerja keras. "Segala sesuatu menyangkut saya baik dan saya bahagia karena saya merasa normal sepenuhnya," katanya mengenai operasi itu. "Pemerintah Vietnam sudah bekerja keras untuk memajukan sepak bola dan negeri telah mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir ini. Kita akan terus bergerak maju dalam arah yang tepat sepanjang kita bekerja keras." Sepak bola bagaikan agama di negara berpenduduk 64 juta itu sejak diperkenalkan pedagang Prancis 50 tahun lalu dan Vietnam diperkirakan akan berhenti berdenyut saat tim mereka bermain. Tapi meski standar meningkat sejak Liga V didirikan pada 2000, sepak bola Vietnam tetap mengalami kekurangan investasi dan prasarana serta kejuaraan nasional pro dirongrong korupsi. Pada 2005, tim di bawah 23 tahun mereka diguncang skandal pengaturan skor yang menyebabkan empat pemain ditahan, termasuk bintang striker Pham Van Quyen. Dia dihukum dua tahun penjara dan dilarang bermain dalam sepak bola domestik Vietnam selama empat tahun. talent. Vietnam akan memulai kiprah mereka melawan UEA pada 8 Juli, sebelum bertemu Qatar pada 12 Juli dan Jepang empat hari kemudian. (*)

Copyright © ANTARA 2007