Jakarta (ANTARA News) - Sebelas bulan lalu Mark McMorris harus berjuang menyelamatkan nyawa setelah menderita patah 17 tulang dan pecah paru-paru serta limpa akibat kecelakaan snowboarding.

Tetapi Minggu kemarin dia berhasil menggondol medali perunggu Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

Atlet berusia 24 tahun ini telah menjadi sosok paling inspiratif di Olimpiade Pyeongchang, meski finis urutan ketiga di belakang rekan senegaranya Max Parrot yang mendapatkan medali perak, dan remaja Amerika peraih medali emas Red Gerard.

Perjuangan heroik McMorris menghindari ajal ini tak lepas dari perhatian ratu ski Amerika Serikat Lindsey Vonn yang mencuit foto kombo yang sisi satunya memperlihatkan McMorris sedang di rumah sakit dalam kondisi sangat kritis sedangkkan sisi satunya lagi memperlihatkan atlet Kanada itu tersenyum dengan medali perunggunya.

"Hebat banget!" cuit Vonn kepada 987.000 follower-nya.

Baca juga: Diplomasi dalam bungkus upacara pembukaan Olimpiade Pyeongchang

Berbicara setelah menggondol perunggu, McMorris merefleksikan perjalanan hidupnya dari keadaan hampir mati menjadi pembuah heboh dunia.

"Saat ini saya tak ingin terlalu banyak memikirkan yang sudah lewat, tetapi saya mengapresiasi fakta bahwa saya di sini di snowboard saya," kata dia.

Karir McMorris benar-benar naik turun. Dia pernah meraih medali perunggu pada Olimpiade Sochi 2014. Tetapi pada Maret 2017, McMorris mengalami kecelakaan snowboard di daerah asalnya di Provinsi Saskatchewan, Kanada, setelah menabrak pohon.

Akibatnya tulang rahang, lengan kanan, tulang panggul dan tulang rusuknya patah sampai membuatnya koma.  Tetapi McMorris selamat untuk kembali turun ke gelanggang dan menjadi kampiun pada Kejuaraan Dunia di Beijing pada November 2017.

Setelah semua ini dia pun sesumbar bahwa medali perunggu Olimpiade Pyeongchang serasa mendapatkan medali emas, demikian AFP.

Baca juga: Yang perlu Anda ketahui dari Olimpiade Musim Dingin 2018


Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018