Baturaja (ANTARA News) - Jalan rusak di Desa Mendala, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan ditanami warga setempat pohon pisang sebagai bentuk protes kepada pemerintah karena tidak kunjung ada perbaikan pada akses perlintasan tersebut.

"Satu batang pohon pisang dan pohon kelapa dengan tinggi sekitar 0.5 meter sengaja ditanami di titik ruas Jalan poros Desa Mendala, Kecamatan Peninjauan sebagai bentuk protes karena kondisi jalan rusak dan berlubang tidak segera diperbaiki," kata Rudi warga Kecamatan Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU) di Baturaja, Senin.

Menurut dia, tidak ada yang mengetahui siapa yang menanam pohon pisang di jalan tersebut, namun dapat dipastikan penanaman itu sebagai bentuk kekecewaan warga karena jalan rusak tidak diperbaiki.

"Pohon pisang dan pohon kelapa muncul sejak Jumat (9/2) di badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan. Oknum masyarakat yang menanamnya pasti kecewa, sama seperti saya karena jalan ini tidak kunjung diperbaiki," ujar Rudi

Kondisi jalan rusak di lokasi ini dinilai berbahaya bagi keselamatan pengendara karena sering terjatuh gara-gara melintas di titik berlubang.

"Kami berharap jalan ini segera diperbaiki," katanya.

Sementara itu Jonter, salah satu sopir pasar kalangan menambahkan akibat jalan rusak tersebut mobil angkot miliknya sering mengalami kerusakan dan mendapat perbaikan tambahan.

"Apalagi jika mobil terperosok ban selip, bemper belakang dan kenalpot penyot akibat benturan ke lubang jalan sedalam 5-15 cm tersebut," ungkap Jonter.

Kepala Desa Mendala, Kecamatan Peninjauan, Herwan Nizar saat dikonfirmasi secara terpisah membenarkan di lokasi jalan raya yang rusak ditanami batang pisang dan pohon kelapa, sejak Jumat.

Menurut dia, penanaman ini sebagai aksi protes warga karena kesal jalan makin berlubang tidak ada upaya perbaikan dari pihak terkait.

Pihaknya pernah swadaya menambal jalan tersebut dengan bantuan dari beberapa perusahaan di Kecamatan Peninjauan.

Namun ketika hujan batu yang ditimbun tambah terbenam sehingga lubang makin dalam. Sekarang kondisi jalan seperti kubangan kerbau, ujarnya.

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018