Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi turun 10 poin menjadi Rp13.525 per dolar AS dari Rp13.515 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah mendatar dengan kecenderungan melemah. Sebagian pelaku pasar uang masih bertahan dalam aset berdenominasi rupiah menyusul ekonomi AS juga relatif kurang kondusif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.

Salah satu faktor yang membuat apresiasi dolar AS terbatas, menurut dia, adalah munculnya kekhawatiran pasar mengenai neraca berjalan dan defisit anggaran Amerika Serikat yang membuat sebagian pelaku pasar tetap waspada dalam memegang aset dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan pergerakan dolar AS relatif tertahan karena data penjualan ritel Amerika Serikat yang melemah pada Januari tahun ini, dan defisit anggaran Amerika Serikat yang meningkat disertai turunnya pembelian obligasi AS oleh Tiongkok dan Jepang.

Dari dalam negeri, ia mengatakan, nilai tukar rupiah dapat bergerak stabil dengan adanya kenaikan impor nasional yang menandai kebangkitan industri yang membuat investor yakin akan perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan impor pada Januari 2018 meningkat 26,44 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan dibandingkan dengan Desember 2017, nilai impor Januari tahun ini naik 0,26 persen.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018