Oleh M. Irfan Ilmie

Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China mendesak pihak berwenang di Amerika Serikat memberikan hukuman yang berat kepada warganya yang kedapatan mencuri bagian patung prajurit kuno terbuat dari tembikar yang dipajang di museum di negara bagian Pennsylvania.

Mereka juga menuntut pembayaran kompensasi senilai 4,5 juta dolar AS atas kerusakan patung yang dipinjamkan kepada museum di AS itu, demikian sejumlah media di China yang dipantau Antara di Beijing, Senin.

Pada awal bulan ini, Michael Rohana (24) didakwa sengaja memotong dan mengambil ibu jari patung ukiran berusia 2.000 tahun yang dipajang di Franklin Institute, Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, AS, pada 21 Desember 2017.

Meskipun pihak museum tersebut meminta maaf atas kelalaiannya, pejabat Pusat Peninggalan Kebudayaan Shaanxi, China, yang meminjamkan 10 patung tembikar kepada museum di AS mengecam aksi pencurian itu, tulis South China Morning Post.

Bahkan, dia menuntut agar pria pelaku pencurian benda bersejarah tersebut dihukum seberat-beratnya.

"Patung itu merupakan peninggalan berharga negara kami. Patung itu bagian dari sejarah dan seni yang sangat tidak ternilai harganya. Kami sangat kecewa dan mengecam pencurian dan perusakan benda bersejarah kami," ujar pejabat itu sebagaimana dikutip Beijing Youth Daily Report.

Instansi kebudayaan dari Provinsi Shaanxi tersebut langsung membentuk tim guna menyusun prosedur permintaan kompensasi kepada museum itu sebagaimana perjanjian yang telah ditandatangani kedua belah pihak, tulis Kantor Berita Xinhua.

Kesepuluh patung yang dipajang di Philadelphia itu bagian dari 8.000 patung tembikar terdiri dari prajurit, kusir, dan kuda yang digali dari bawah tanah di Ibu Kota Provinsi Shaanxi di Xi`an.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) memperkirakan setiap patung yang ditemukan dikubur bersama jasad kaisar pertama China Qin Shihuang pada tahun 210-209 sebelum Masehi itu masing-masing seharga 4,5 juta dolar AS.

Rohana yang berasal dari Delaware menghadiri pesta Natal bersama rekan-rekannya di museum tersebut yang kebetulan menggelar pameran patung tembikar dari kaisar pertama China. Pada saat itu pintu ruangan penyimpanan patung dalam keadaan tidak terkunci.

Sebagaimana rekaman kamera pemantau, setelah dua pengunjung lain meninggalkan ruangan tersebut, Rohana melakukan swafoto di depan patung. Pada saat itu pelaku memotong ibu jari patung dan memasukkannya ke dalam saku, lalu bergegas meninggalkan museum.

Kasus pencurian pada 21 Desember 2017 itu tidak diketahui hingga 8 Januari 2018 sampai pihak museum meminta bantuan kepada FBI untuk mendatangi pelaku di rumahnya pada 13 Januari 2018.

Pelaku dijerat dengan pasal pencurian dan penyembunyian karya seni berharga, namun dibebaskan dengan jaminan.

Dalam kurun 40 tahun lebih, Pusat Peninggalan Kebudayaan Shaanxi telah meminjamkan lebih dari 260 kali patung-patung tersebut kepada 60 negara berbeda, namun tidak pernah mengalami peristiwa yang membahayakan seperti kasus pencurian di Philadelphia itu.

Pameran patung tembikar di Philadelphia tersebut masih akan terus berlangsung hingga 4 Maret mendatang.

Sebanyak 10 patung tembikar milik Pusat Peninggalan Kebudayaan Shaanxi lainnya juga dipamerkan hingga Oktober mendatang di Musuem Dunia, Liverpool, Inggris.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018