Di sini ada kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti ada restoran dan kafe ..."
Pontianak (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan pengoperasian Terminal Barang Internasional Entikong, Kalimantan Barat, pada akhir tahun 2018.

 "Dengan adanya dry port, kita akan menginventaris ekspor impor antara Indonesia dan Malaysia, kemudian akan ada jalur khusus lalu lintas yang mengatur kegiatan ekspor impor tersebut," tuturnya saat meninjau progres pembangunan Terminal Barang Internasional di Entikong, Jumat.

Ia mengemukakan, pengoperasian terminal pelabuhan darat (dry port)  itu nantinya untuk mengatur arus ekspor dan impor antara Indonesia dan Malaysia dan akan digunakan sebagai tempat lintas batas logistik antarnegara.

Berdasarkan hasil pantauan langsung di Entikong, ia mengungkapkan progres pembangunannya saat ini sudah mencapai 40 persen.

Ia menjelaskan pelabuhan darat akan menumbuhkan semangat usaha masyarakat sekitar, seperti membuka restoran, mini market dan kafe maupun kedai makanan (food court).

"Di sini ada kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti ada restoran dan kafe, tapi mengutamakan kearifan lokal. Kita bisa membangun food court dengan makanan yang enak sehingga kalau turis datang itu menjadi daya tarik," katanya.

Selain itu, dia juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perdagangan terkait pengoperasian dry port Entikong.

"Saya juga sudah minta ke Dirjen Perhubungan Darat untuk menyiapkan tempat yang menampilkan produk yang bisa diekspor. Untuk itu saya akan koordinasi juga ke Kementerian Perdagangan agar ada produk Indonesia seperti merica, jeruk atau lainnya bisa dijual di sini sehingga perekonomiannya berjalan dengan baik," katanya.

Terminal Barang Internasional Entikong seluas 3,7 hektare dengan luas bangunan pengelola terminal 1.824 meter persegi, luas gudang penimbunan 2.984 meter persegi dan luas lapangan penimbunan 4.125 meter persegi.

Biaya total pembangunannya senilai Rp143.9 miliar dengan rincian pengadaan lahan senilai Rp 9,2 miliar, pembangunan tahap I (Rp48,7 miliar), pembangunan tahap II (Rp9,4 miliar) dan pembangunan tahap III (Rp76,4 miliar).

Dia berharap melalui pembangunan terminal barang ini dapat menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat.

"Hal itu sesuai dengan program pembangunan nasional, dimana pembangunan Entikong sebagai titik perlintasan yang tidak hanya membanggakan masyarakat Kalimantan Barat tapi juga meningkatkan martabat bangsa Indonesia," demikian Budi Karya Sumadi.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018