Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Palestina, Salam Fayyad, pada Kamis berikrar akan menindak tegas kelompok agresif di Tepi Barat, dan keberhasilan itu tergantung pada perstujuan Israel untuk menghentikan pengejaran terhadap pria-pria bersenjata itu. Dalam satu wawancara dengan Reuters, Fayyad, pemimpin pemerintah darurat yang dibentuk Presiden Mahmud Abbas bulan lalu, setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza, mengatakan bahwa tekanan bagi hukum dan ketertiban tidak hanya ditujukan pada kelompok Islam itu saja. "Kami perlu sangat serius menyangkut hal ini, tanpa memandang siapa mereka itu, dari partai mana mereka. Jika mereka memilih tidak bekerjasama dalam usaha ini, maka mereka adalah musuh, kelompok itu akan bubar," tambah Fayyad. Ia menimpali, "Kami tidak dapat serius membangun sebuah negara dan pada saat yang sama menyetujui milisi bersenjata. Kami harus menguasai masalah-masalah ini. Ini mungkin peluang terakhir kami." Tapi, Fayyad mengatakan, Israel harus berjanji tidak mengambil keuntungan dari operasi perlucutan senjata dengan terus mengejar milisi -- seperti yang sudah diikrarkan mereka. "Jika tidak, maka kredibilites seperti apa usaha keamanan anda miliki? Saya akan mengatakan usaha itu akan menjadi hancur," katanya. Ia mengatakan, pemerintahnya sedang melakukan perundingan dengan Israel mengenai masalah itu dan menunggu satu jawaban. "Tapi, kami mengharapkan kami tidak ingin menanti terlalu lama karena adalah penting bagi kami untuk menyampaikan mengenai janji menegakkan hukum dan dan ketertiban. Ini adalah prioritas utama pemerintah ini dan kami harus sukses," ujarnya. Pasukan keamanan Palestina yang dipimpin faksi Fatah sudah mengejar para pejabat Hamas yang diperkirakan terlibat dalam pembentukan "Pasukan Eksekutif" di Tepi Barat. Lusinan orang telah ditahan, tapi banyak yang dibebaskan setelah diperiksa, kata sumber-sumber keamanan Palestina dan para pejabat Hamas. Pasukan Eksekutif Hamas memainkan satu peran penting dalam kontak senjata mengusir Fatah di Jalur Gaza tiga pekan lalu. Seorang pejabat Hamas mengemukakan kepada Reuters bahwa para pemimpin Hamas di Tepi Barat telah lari ke tempat persembunyian setelah pertempuran di Gaza untuk menghindari aksi pembalasan Fatah atau penangkapan. Ia mengatakan kelompoknya memiliki sel-sel yang memiliki senjata yang baik di Tepi Barat tapi belum akan bertindak di publik karena mereka berada dalam ancaman miiter Israel juga. Fayyad mengatakan sejumlah orang bersenjata di Tepi Barat sudah menyerahkan senjata-senjata mereka kepada Pemerintah Palestina. Fayyad, seorang ahli ekonomi yang disegani internasional, menjadi menteri keuangan dalam pemerintah persatuan yang dibantuk Fatah dan Hamas Maret lalu. Setelah Abbas mengangkatnya untuk memimpin pemerintah baru, negara-negara Barat mencabut embargo mereka terhadap pemerintah Palestina tapi tetap mengenakan sanksi-sanksi terhadap Hamas di Gaza. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007