Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta memetakan lokasi yang bisa menjadi pangkalan sementara bagi andong dan becak selama pekerjaan revitalisasi di Jalan Malioboro sisi barat berlangsung.

"Survei awal sudah kami lakukan. Ada beberapa titik yang kami nilai berpotensi untuk digunakan sebagai pangkalan sementara andong dan becak selama pekerjaan revitalisasi Jalan Malioboro sisi barat dilakukan. Tetapi, memang belum ada ketetapan apapun," kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Pengendalian Operasional dan Keselamatan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Sugeng Sanyoto, Jumat.

Titik yang potensial digunakan sebagai lokasi pangkalan sementara andong dan becak, menurut dia, di antaranya berada di sekitar pintu keluar sisi selatan Stasium Tugu serta di depan pintu sisi barat Kompleks Kepatihan.

"Lokasi di sekitar pintu keluar Stasiun Tugu cukup luas. Andong bisa menunggu penumpang di tepi jalan. Sedangkan di depan pintu Kepatihan, tidak akan bisa menampung andong dalam jumlah banyak. Mungkin hanya dua saja," kata Sugeng.

Survei pangkalan sementara andong dan becak dilakukan karena lokasi yang biasa digunakan untuk menunggu penumpang di Malioboro akan diperbaiki.

"Kami tidak memilih di jalan-jalan sirip Malioboro karena jalan tidak terlalu luas. Selain itu, terkadang ada PKL kuliner yang berjualan di sepanjang jalan sehingga jika ada andong yang parkir bisa mengganggu," katanya.

Selain itu, lanjut Sugeng, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga terus berkomunikasi dengan paguyuban becak dan andong terkait pelaksanaan revitalisasi sisi barat Malioboro yang rencananya dimulai 12 Maret meskipun panduan teknis untuk andong dan becak selama revitalisaai berlangsung belum ditetapkan.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Syarif Teguh mengatakan proses sosialisasi kepada seluruh komunitas yang terdampak pekerjaan revitalisasi sisi barat Jalan Malioboro akan terus diintensifkan, mulai dari pedagang kaki lima (PKL) souvenir, pemilik toko hingga komunitas andong dan becak.

"Pada intinya, kami ingin meminta dukungan agar pekerjaan revitalisasi ini bisa dilakukan dengan lancar karena tujuan utamanya adalah menata Malioboro," katanya.

Proses sosialisasi, lanjut Syarif, masih menunggu penjadwalan dari Pemerintah DIY. "Komunitas berharap ada penjelasan yang detail mengenai rencana revitalisasi termasuk manajemen poyek dam tata kala kegiatan," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018