Samarinda (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin mengharapkan agar pemerintah jangan ragu-ragu atau takut untuk menyeret tersangka koruptor BLBI ke pengadilan. "Kita tidak membela para koruptor kelas teri sekalipun tetapi kalau pun hanya Rp20 juta bahkan sampai ratusan juta ditindak, sementera triliunan rupiah dibiarkan maka ini adalah sebuah ketidakadilan dan sebuah kezaliman. Kita ingin mendorong agar pemerintah terus mengungkapkannya," ujar dia di sela-sela Tanwir I `Aisyiah Muhammadiyah di Samarinda, Jumat. Ia menjelaskan bahwa para "pengemplang" dana BLBI itu jelas-jelas telah melakukan penyimpangan uang rakyat mencapai triliunan rupiah. Karena itu, ujar dia, Ormas-Ormas Islam termasuk Muhammadiyah merasa terusik karena penanganan korupsi selama ini seakan hanya menyentuh korupsi kelas teri. Dien mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan salah satu dari 13 Ormas Islam yang yang turut mendeklarasikan jihad melawan koruptor BLBI. Gerakan itu, katanya, adalah sebuah gerakan moral untuk memberikan "pemberanian moral" kepada pemerintah atau penegak hukum agar jangan ragu-ragu atau takut untuk menyeret tersangka koruptor BLBI ke pengadilan. Melalui deklarasi "jihad BLBI" itu, Dien meminta agar semua pihak menerima dan bekerjasama. "Saya juga sudah katakan kepada teman-teman. Jangan gerakan ini hanya panas-panas tahi ayam istilahnya. Kita akan minta waktu kepada presiden dan DPR maupun kejaksaan untuk memberikan dukungan moral," imbuh dia. Dien juga mengatakan, pemerintah perlu menekan Singapura yang selama ini belum beritikad baik untuk mengekstradisi dan seakan melindungi pada koruptor BLBI di negara itu. Padahal, ujar dia, kedua negara telah memiliki pernjanjian menyangkut pertahanan termasuk ekstradisi. "Singapura mempermainkan kita. Singapura merupakan negara kecil yang tidak tahu diri cara bertetangga yang baik, buktinya para koruptor BLBI bisa bersembunyi di sana. Seharusnya Singapura mempunyai niat baik untuk mengekstradisi para koruptor," kata Dien. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007