Bekasi (ANTARA News) - Sedikitnya 251 unit kendaraan pribadi berplat nomor ganjil harus memutar balik karena dilarang melintas di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada hari pertama uji penerapan rekayasa lalu lintas berdasar nomor plat kendaraan ganjil-genap, Senin pagi.

"Di GT Bekasi Timur Jalan Joyomartono ada 143 unit kendaraan dan GT Bekasi Barat Jalan Ahmad Yani sebanyak 108 unit kendaraan yang gagal lolos pemilahan pukul 06.00-09.00 WIB," kata Pejabat Senior Keamanan dan Ketertiban PT Jasa Marga Anik Budiarti di Bekasi.

Pada hari pertama uji penerapan aturan tersebut, dia menjelaskan, petugas gabungan dari Jasa Marga, Polantas dan Dinas Perhubungan hanya memperbolehkan kendaraan berplat nomor genap melintasi dua gerbang tol tersebut hari ini.

Petugas mengarahkan para pengendara kendaraan berplat nomor ganjil untuk memutar balik pada titik yang sudah disiapkan untuk menuju ke jalur alternatif. Di tempat pemilahan plat nomor, petugas tidak tampak mengenakan tilang. Mereka hanya meminta pengendara memutar balik menuju jalur alternatif.
 
Sejumlah Polisi dan Dishub mengarahkan kendaraan roda empat berplat nomor ganjil berputar balik keluar dari gerbang tol Bekasi Barat 1 di Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3/2018). Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberlakukan sistem ganjil genap di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta mulai Senin (12/3/2018) pukul 06.00 - 09.00 WIB setiap hari Senin -Jumat. (ANTARA/Widodo S Jusuf)


Elyas Pasaribu (33), yang pagi ini mengendarai kendaraan berplat nomor ganjil, mengaku tidak setuju dengan implementasi aturan lalu lintas berdasar plat nomor karena membatasi gerak pengendara.

"Saya sengaja bangun lebih pagi, supaya pas jalan masih kebagian waktu untuk masuk ke tol. Tapi rupanya malah justru terjadi kemacetan panjang di sekitar pintu masuk tol. Selain itu, saya juga nyaris menyerempet mobil lain karena terlalu terburu-buru mengejar waktu," katanya.

Sementara Chandra Migas Sanjaya (43), yang mengendarai kendaraan bernomor plat genap, mendukung penerapan pengaturan tersebut, yang menurut dia terbukti efektif mengurai kemacetan di jalan tol wilayah Kota Bekasi yang mengarah ke Jakarta.

"Memang konsekuensinya kita harus bangun lebih pagi. Untuk menghindari kemacetan di gerbang tol. Tapi selepas itu situasi lalin lancar sampai Cawang," katanya.

Namun pegawai perusahaan properti di Jakarta itu mengaku lebih memilih tetap menggunakan kendaraan pribadi ketimbang Bus Premium Transjabodetabek yang disediakan pemerintah karena faktor kenyamanan.

"Saya lebih nyaman berkendara pribadi, sebab waktu perjalanan saya bertemu klien menjadi lebih terukur. Tinggal pengentasan kemacetan di Jakarta saja yang harus dipikirkan bersama," katanya.
 


Baca juga: Ganjil-genap, polisi imbau warga Bekasi naik bus

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018