Banyuwangi (ANTARA News) - Kapal berteknologi tinggi yang diproduksi sebuah perusahaan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mampu menembus pasar internasional, diantaranya diekspor dan digunakan oleh satuan militer Rusia.

Kapal jenis carbotech pesanan Rusia yang diproduksi oleh PT Lundin Industry itu pada Senin diujicoba pelayaran di Selat Bali, dengan diikuti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Direktur PT Lundin Industry John Lundin.

John Lundin mengatakan, kapal itu mempunyai lambung 38 feet. Dengan ukuran lambung itu, kapal berteknologi tinggi ini diklaim sebagai kapal tercepat di Indonesia, bahkan di Asia.

"Kelebihannya, kecepatannya mencapai 85 knots (160 km/jam) dan dirancang mampu menahan kekuatan di atas G7 (gravitasi 7). Saat ini yang tercepat di Indonesia, bahkan mungkin Asia," kata Lundin sebagaimana keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi.

Rusia memesan kapal buatan pabrikan Indonesia ini sebanyak tujuh unit. Saat ini lima kapal telah dikirim ke negeri Beruang Merah tersebut.

"Tadi yang diuji coba itu adalah kapal keenam. Khusus kapal keenam dan ketujuh, kecepatannya 85 knot, di atas kecepatan lima kapal yang kami kirim sebelumnya, 50 ? 60 knot," kata Lundin.

Dua model kapal carbotech lainnya produksi Lundin juga telah digunakan untuk operasi militer di Swedia dan Rusia. "Kami banyak menerima pesanan kapal untuk militer, seperti dari Bangladesh, Hong Kong, Malaysia, Brunei, dan Singapura," kata Lundin.

Keberhasilan industri perkapalan Banyuwangi itu menumbuhkan kebanggan bagi warga setempat yang banyak bekerja di PT Lundin, diantaranya adalah Hari Hermawan, karyawan assembling (perakitan/penggabungan komponen kapal).

"Saya terlibat untuk assembling kapal pesanan Rusia ini, rasanya bangga karena negara-negara di dunia bisa pesan ke Banyuwangi," ujar pria lulusan SMK PGRI 2 Banyuwangi itu.

Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan selamat untuk PT Lundin yang berhasil mengekspor kapal produksinya ke sejumlah negara.

"Ekspor ini membuktikan industri kapal dalam negeri punya daya saing tinggi di kompetisi global, sekaligus mendukung visi kemaritiman Presiden Jokowi," ujarnya.

Anas optimistis, peluang industri perkapalan semakin terbuka lebar di Banyuwangi sekaligus diharapkan bisa menggerakkan perekonomian lokal. Dia mencontohkan pengembangan dermaga kapal pesiar yang digarap anak perusahaan BUMN di Pantai Boom, Banyuwangi. Dengan investasi marina di Pantai Boom yang bakal menyedot kapal pesiar, ada potensi bisnis pemeliharaan dan penyimpanan kapal (docking).

Selama ini, kata dia, kebanyakan kapal pesiar melakukan docking dan pemeliharaan penunjangnya di Surabaya dan Bali.

"Nah ke depan harus bisa di Banyuwangi. Bisa semakin menambah penyerapan tenaga kerja, membikin perputaran ekonomi baru di sini," kata Anas.

Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018